Zurich (ANTARA/AFP) - Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengungkapkan kekhawatiran yang dalam atas situasi kemanusiaan di Mali, dimana pasukan yang dipimpin Prancis melancarkan ofensif untuk menumpas militan garis keras di wilayah utara selama dua pekan ini. "Mali adalah salah satu krisis kemanusiaan paling besar yang kami tangani hari ini," kata Ketua ICRC Peter Maurer kepada surat kabar Swiss SonntagsZeitung dalam wawancara yang diterbitkan Minggu. "Keadaan itu membuat kami sangat khawatir. Ribuan orang dan keluarga mengungsi ke negara-negara tetangga sejak meletusnya perang dan sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan," katanya. ICRC memusatkan upayanya di wilayah utara negara itu, dimana mereka memberikan makanan kepada 500.000 orang dan telah membangun 10 pusat kesehatan. "Karena meningkatnya kekerasan dan banyaknya kelompok berbeda yang terlibat dalam konflik, pekerjaan itu sangat sulit bagi kami," kata Maurer. Jumat, Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) mengatakan di Jenewa, 9.000 orang mengungsi ke negara-negara tetangga sejak pasukan pimpinan Prancis melancarkan serangan terhadap kelompok garis keras di Mali utara. Menurut UNHCR, jumlah pengungsi di kawasan itu kini melampaui 150.000, sementara sekitar 230.000 orang terlantar di dalam wilayah Mali. (*)
Berita Terkait
Pelatih Mali U-22: Indonesia bermain efektif, mereka menghukum kami
19 November 2025 14:57
Indra Sjafri : Tim ini berbeda dengan tim yang kemarin
16 November 2025 05:29
Ferrari sambut baik uji coba Indonesia U-22 lawan Mali
13 November 2025 05:58
PSSI rilis harga tiket laga Timnas U-22 Indonesia lawan Mali
10 November 2025 17:03
Bayi dugong pertama kali terekam di Pantai Mali NTT
10 Oktober 2025 21:45
Kalahkan Indonesia, Mali juara Piala Kemerdekaan 2025
18 Agustus 2025 23:02
Olimpiade 2024: Jepang dan Paraguay wakili Grup D melaju ke perempat final
31 Juli 2024 07:01
