PBSI Jatim Pertanyakan Dasar Promdeg Pelatnas
Kamis, 10 Januari 2013 19:47 WIB
Surabaya - Pengurus Provinsi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia Jawa Timur mempertanyakan dasar keputusan Pengurus Besar PBSI soal promosi degradasi atlet Pelatnas karena dinilai tidak fair dan tanpa proses seleksi.
Wakil Ketua Pengprov PBSI Jatim Ferry Stewart kepada wartawan di Surabaya, Kamis, mengatakan sesuai anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) organisasi, PB PBSI setiap awal bulan pada tahun berikutnya menggelar seleksi nasional untuk promosi degradasi atlet Pelatnas.
"Tahun ini sama sekali tidak ada seleknas. Boleh-boleh saja kalau penentuan promosi degradasi atlet dilakukan melalui tim pemandu bakat, tetapi dasar pemanggilan atau pencoretannya juga harus jelas," katanya.
Sebelumnya pada Senin (7/1), PB PBSI mengumumkan 83 orang atlet yang terpilih masuk ke Pelatnas Cipayung berdasarkan pemantauan prestasi selama tahun 2012.
Atlet yang terpilih masuk Pelatnas dibagi ke dalam kelompok utama yang terdiri atas 46 orang atlet dan kelompok pratama yang terdiri atas 37 orang atlet.
Dari 83 atlet yang dipanggil itu, hanya delapan atlet dari Jatim yang masuk dan semuanya merupakan penghuni lama Pelatnas.
Mereka terdiri dari lima atlet utama, yakni Sony Dwi Kuncoro, Wisnu Yuli Prasetyo (tunggal putra), Linda Weni Fanetri, Aprilia Yuswandari (tunggal putri), dan Riky Widianto (ganda campuran).
Sedangkan di kelompok pratama terdapat Ade Yusuf, Ronald Alexander, dan Selvanus Geh (ketiganya pemain ganda).
Sementara dua atlet Jatim lainnya yang didegradasi dari Pelatnas adalah Siswanto (tunggal putra) dan Christopher Rusdianto (ganda putra).
"Kami mempertanyakan dasar pencoretan Christopher, karena saat ini bersama pasangannya Andrei Adistia berada di peringkat 42 dunia. Sementara ada pemain ganda lain yang berperingkat jauh di bawahnya dan lama di Pelatnas, justru dipertahankan," kata Ferry tanpa menyebut nama pemain itu.
Selain itu, Ferry Stewart juga kecewa dengan tidak dipanggilnya beberapa pemain potensial Jatim dari kelompok pratama, semisal I Putu Roy Danu Wira Dharma yang kini berperingkat tiga nasional di kelompok taruna.
"Dasar pemanggilan yang tidak jelas sangat merugikan atlet, karena mereka sudah berjuang selama satu tahun dengan ikut berbagai turnamen untuk menembus ranking tertinggi. Namun, atlet yang berperingkat di bawahnya justru yang dipanggil Pelatnas," tambahnya.
Menurut Ferry, PBSI Jatim segera mengirimkan surat resmi kepada PB PBSI untuk mempertanyakan dasar keputussan promosi dan degradasi atlet Pelatnas. (*)