Lamongan (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Lamongan menggandeng ratusan nelayan Pantura untuk memperkuat pengawasan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah pesisir Lamongan.
Kapolres Lamongan AKBP Agus Dwi Suryanto mengatakan nelayan menjadi pihak yang paling awal mengetahui potensi gangguan keamanan di laut karena aktivitas melaut yang dilakukan setiap hari.
“Aktivitas di laut membuat nelayan mengetahui lebih awal berbagai potensi gangguan kamtibmas,” katanya usai menemui ratusan nelayan yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dan Serikat Nelayan Indonesia (SNI) di Pelabuhan Rakyat Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Lamongan, Jawa Timur, Kamis.
Ia menjelaskan nelayan berperan sebagai sumber informasi awal terhadap berbagai persoalan di perairan, mulai dari tindak pidana perairan, penggunaan alat tangkap ilegal, penyelundupan, hingga konflik antar nelayan.
Menurut Agus, penguatan peran nelayan penting di tengah dinamika wilayah pesisir yang menghadapi tantangan perubahan cuaca ekstrem, persaingan wilayah tangkap, serta perkembangan teknologi perikanan.
Oleh karena itu, ia meminta nelayan mematuhi aturan keselamatan pelayaran, menggunakan alat tangkap sesuai ketentuan dan ramah lingkungan, serta menjaga komunikasi dengan aparat keamanan.
Kapolres juga mengimbau nelayan tidak mudah terprovokasi informasi yang belum jelas kebenarannya, baik di lapangan maupun melalui media sosial, karena berpotensi memicu gangguan keamanan di wilayah pesisir.
Polres Lamongan, lanjut dia, akan memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan komunitas nelayan sebagai bagian dari upaya pencegahan gangguan kamtibmas di wilayah perairan.
Pada kesempatan yang sama, kepolisian menyerahkan bantuan sembako kepada perwakilan nelayan dan menggelar Deklarasi Nelayan Jogo Lamongan sebagai komitmen bersama menjaga keamanan wilayah pesisir.
