Trenggalek - Dinas Peternakan Jawa Timur melarang para peternak itik melakukan vaksinasi flu burung sebelum vaksin baru H5N1 "clade" 2.3 keluar. "Vaksin yang saat ini ada di pasaran itu adalah H5N1 clade 2.1 dan itu hanya khusus untuk ayam, sedangkan virus yang menyerang itik saat ini clade-nya 2.3, jadi sama sekali berbeda," kata Ketua Tim Reaksi Cepat Flu Burung Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Iswahyudi, Jumat. Menurutnya, sesuai dengan ilmu medis hewan, proses penanganan virus harus dilakukan secara homofon atau sesuai dengan jenis yang menyerang, sehingga apabila para peternak itik tetap memaksa melakukan pengobatan menggunakan vaksin H5N1 2.1 maka tidak akan mendapatkan hasil dan justru hanya akan membuang uang. Pria yang berprofesi sebagai dokter hewan ini menambahkan, Kementerian Pertanian kini tengah melakukan penelitian untuk membuat vaksin yang flu burung clade 2.3. "Mungkin dalam waktu satu atau dua bulan kedepan sudah bisa keluar, namun sebelum vaaksin itu diproduksi secara masal dan diedarkan ke masyarakat akan dilakukan uji coba terlebih dulu," ujarnya. Kata dia, penyebaran virus itik yang masuk dalam kategori "highly pathogenic avian influensa (HPAI)" ini telah merembet di enam kabupaten/kota di Jawa Timur, beberapa di antaranya adalah Blitar, Tulungagung, Kediri, Trenggalek, Lamongan dan Probolinggo. "Untuk Blitar itu sudah kami lakukan penelitian sejak November lalu, sedangkan Tulungagung dan Kediri hasil pemeriksaan laboratoriumnya juga sudah kami serahkan ke dinas peternakan masing-masing. Untuk Trenggalek kalau tidak hari ini ya besok. Kemudian ada satu lagi yang baru yakni di Jombang" kata Iswahyudi. Dari penelitian di beberapa kabupaten/kota, Tim Reaksi Cepat Flu Burung Jatim menyimpulkan bahwa kematian ribuan itik secara sporadis tersebut memiliki ciri-ciri yang sama dan dipastikan akibat serangan dari virus H5N1 clade 2.3. Virus jenis ini hanya menyerang unggas jenis itik. (*)
Disnak Jatim larang Peternak Itik Lakukan Vaksinasi
Jumat, 21 Desember 2012 19:42 WIB