Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi mendengarkan aspirasi perempuan Suku Tengger di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
"Kunjungan saya ke Desa Ngadas, Kecamatam Sukapura bertujuan mendengarkan langsung suara perempuan di kawasan adat Tengger,“ kata Menteri Arifatul dalam keterangan tertulis yang diterima di Probolinggo, Sabtu.
Ia menyampaikan apresiasi terhadap keberanian ibu-ibu Tengger dalam menyampaikan persoalan domestik, sosial dan ekonomi secara terbuka dalam forum tersebut.
"Pemberdayaan perempuan tidak dapat dilakukan secara top-down. Pemerintah harus datang, mendengar dan memahami realitas hidup perempuan di wilayah terpencil maupun adat,” katanya.
Dialog tersebut diwarnai berbagai pertanyaan dan curahan hati perempuan Tengger yang menyampaikan kebutuhan peningkatan pendidikan anak, akses pelatihan usaha serta harapan agar perempuan diberikan peran lebih besar dalam kegiatan desa.
Forum yang dikemas dalam Dialog “Peningkatan Sumber Daya Ibu dan Anak Masyarakat Tengger” tersebut menghadirkan suasana akrab dan memberi ruang luas bagi perempuan untuk menyampaikan aspirasi tanpa jarak.
Dalam forum itu, Wakil Bupati Probolinggo Fahmi AHZ tampil sebagai penghubung utama antara warga dan pemerintah pusat.
“Perempuan Tengger membutuhkan wadah komunikasi yang bebas dari formalitas kaku agar dapat mengemukakan kepentingan keluarga, ekonomi dan kebutuhan sosial secara jujur,” katanya.
Menurutnya dialog serupa perlu dikembangkan hingga ke tingkat dusun agar proses penyusunan kebijakan pemerintah berjalan berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat.
“Keterlibatan perempuan sejak tahap perencanaan merupakan kunci terciptanya program yang tepat sasaran,” ujarnya.
Selain memperkuat fungsi partisipatif, Wabup Fahmi juga mendorong pengembangan ekonomi perempuan melalui program bela-beli. Program tersebut membuka peluang bagi UMKM lokal, terutama usaha yang dikelola perempuan Tengger agar produk mereka dapat diserap oleh institusi pemerintah.
“Pemerintah daerah memiliki target mencetak seribu pengusaha perempuan baru dari berbagai kecamatan. Tengger memiliki potensi kuat untuk berkontribusi terhadap target tersebut karena karakter masyarakatnya yang mandiri dan produktif," katanya.
Menteri PPPA RI Arifatul dan Wabup Fahmi menanggapi berbagai aspirasi perempuan Tengger tersebut dengan penjelasan program dan peluang tindak lanjut.
Kegiatan itu mencerminkan sinergi kuat antara pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat peran perempuan Suku Tengger.
Pendampingan Wabup Fahmi menjadi jembatan penting yang menghubungkan kebutuhan masyarakat Tengger dengan kebijakan pemerintah nasional. Sementara kehadiran Menteri PPPA memberikan legitimasi bagi upaya pemberdayaan perempuan di wilayah adat.
