Jakarta (ANTARA) - Pemerintah bersama Pertamina akhirnya berhasil memasok kebutuhan LPG masyarakat di wilayah-wilayah yang terisolir akibat terputusnya jalur pasokan pascabanjir dan longsor seperti di Bireun, Aceh dan Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara.
Terputusnya jembatan di Bireun, Aceh, menyebabkan pemerintah memasok kebutuhan LPG di wilayah terdampak Aceh bagian utara melalui dua jalur. Pertama, dari sisi utara melalui kapal yang memuat skid tank dari terminal LPG Arun (Lhokseumawe) ke Banda Aceh.
“Kapal akan tiba di Lhokseumawe Kamis hari ini dan akan tiba di Banda Aceh Jumat (5/12) besok,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat dikonfirmasi dari Jakarta, Kamis.
Jalur kedua adalah pengiriman melalui sisi selatan dan barat Aceh dengan mengirimkan tabung isi dari Sumatera Utara (Sumut), serta menyiapkan gudang darurat di Aceh Barat. Untuk pasokan LPG pertama, menurut dia, sudah tiba pada Kamis ini
Sementara itu, ia mengatakan untuk pasokan LPG kebutuhan masyarakat Sibolga, Tapanuli Tengah dan Nias, pengiriman juga akan dilakukan melalui dua jalur. Pertama melalui jalur laut menggunakan skid tank dan pengiriman tabung isi dari Teluk Kabung, Sumatera Barat, ke Nias, Sibolga, dan Tapanuli Tengah.
Kedua melalui jalur darat, lewat Pakpak Bharat ke Tapteng—Sibolga.
“Pengiriman pertama sudah tiba kemarin (Rabu, 3/12) melalui dua jalur alternatif ini,” kata Bahlil.
Dengan langkah-langkah tersebut, pemerintah berharap dapat mengurangi beban masyarakat terdampak bencana yang terisolir, khususnya di Provinsi Sumatera Utara dan Aceh.
Pemerintah memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) dan LPG di daerah terdampak banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dalam kondisi aman, meski distribusi di sejumlah titik masih mengalami kendala akibat akses jalan yang terputus.
Stok BBM di daerah terdampak bencana dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di kisaran tujuh hingga delapan hari atau sesuai dengan standar kecukupan.
“Tapi memang di beberapa daerah yang jalannya putus, itu mobilisasi BBM-nya terkendala. Karena itu, kita sebagian ada pakai genset, pakai tangki, terus dilakukan," kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
