Malang - Komisi Perjuangan Perempuan dan Demokrasi (KPPD) meminta semua pihak memperjuangkan para pembantu rumah tangga yang masih anak-anak untuk dikembalikan ke bangku sekolah (pendidikan) demi masa depannya yang lebih baik.
"Bagimana kita bisa mengupayakan para pembantu rumah tangga (PRT) yang masih berusia belia ini bisa kembali ke bangku sekolah," kata Ketua Divisi Advokasi KPPD Jatim Erma Susanti dalam Workshop Pekerja Anak di Balai Kota Malang, Rabu.
Upaya yang bisa dilakukan, katanya, pendekatan terhadap majikan mereka dan lembaga formal pemerintahan pun harus berupaya keras mengentaskan mereka dari kubangan pekerjaan tersebut.
Ia mengakui, PRT anak tersebut merupakan kelompok masyarakat yang termarginalkan karena kurang mendapatkan akses pelayanan publik dan latar belakang pendidikannya pun sebagian besar hanya SD.
Menurut dia, biasanya PRT anak bekerja pada majikan yang rumahnya tertutup dan dikelilingi pagar tinggi, sehingga sulit diakses, rawan menerima tindakan kekerasan, eksploitasi serta perlakuan yang tidak semestinya.
Erma mengatakan, pada tahun 2011 sampai 2012, LPKP Jatim telah menjangkau 78 PRT anak yang berada di beberapa kantong PRT di Kota Malang serta di perumahan-perumahan Kabupaten Malang yang letaknya dekat dengan Kota Malang.
Berdasarkan data KPPD Jatim, kasus kekerasan termasuk pada PRT setiap tahunnya mengalami peningkatan. Tahun 2005 terdapat 692 kasus, 2006 meningkat menjadi 855 kasus, dan 2007 menjadi 664 dengan jumlah korban mencapai 1.787 anak.
Masih tingginya jumlah PRT anak tersebut, katanya, perlu ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Diantaranya, memetakan jumlah PRT anak di Kota dan Kabupaten Malang serta Kota Batu untuk mengetahui beberapa faktor penyebab dan persoalan yang dialami oleh anak yang bersangkutan.
Selain itu, menggelar lokakarya multi pemangku kepentingan (stakeholder) untuk membangun kepedulian semua pihak dalam rangka memberikan perlindungan terhadap PRT, memberikan berbagai keterampilan sesuai dengan bakat dan minat mereka sebagai bekal kerja lebih baik.
"Namun, yang lebih penting adalah mengembalikan mereka ke bangku sekolah agar mereka bisa mengenyam pendidikan lebih baik dan tumbuh seperti anak-anak lainnya," tandasnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012