Hingga kini, jejak sejarah perjuangan Arek-arek Suroboyo melawan kolonialisme Belanda masih membekas. Puing-puing bangunan kuno bekas peninggalan Belanda yang merupakan saksi perjuangan Arek-arek Suroboyo itu juga masih berdiri kokoh di sudut-sudut kota. Sedikitnya ada sekitar 6.000-16.000 pejuang di Surabaya yang gugur dalam pertempuran merebut kemerdekaan melawan penjajah pada 10 November 1945 atau setelah Proklamasi Kemerdekaan RI. Peristiwa 10 November 1945 ini yang kemudian dikenal dengan Hari Pahlawan dan Surabaya pun disebut "Hero City" (Kota Pahlawan). Semangat para pejuang di Surabaya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia patut mendapat apresiasi dari pemerintah. Salah satu yang perlu dilakukan oleh pemerintah pusat adalah memusatkan peringatan Hari Pahlawan di Kota Surabaya. Itu tidaklah berlebihan karena Peringatan Perang Dunia II setiap tahun tidak diperingati di Kota Warsawa, Ibu Kota Polandia, melainkan diperingati di Kota Gdansk, salah satu kota di pinggiran Polandia. Dasar pemikirannya, dari Kota Gdansk atau Danzig itulah untuk pertama kalinya pertempuran Perang Dunia II meletus. Karena itu, usulan peringatan Hari Pahlawan di Surabaya yang telah digulirkan saat peringatan Resolusi Jihad di Kantor PCNU Kota Surabaya pada Oktober 2011, lalu usulan itu dibawa Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj yang hadir dalam acara itu, bahkan sejumlah tokoh Jawa Timur juga mengajukan usulan tertulis kepada pemerintah pusat. Agaknya, keinginan tersebut mendapat respons positif dari pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial. Ketua Panitia Nasional Peringatan Hari Pahlawan, Achmad Zaini, mengatakan upacara peringatan Hari Pahlawan pada 10 November tahun ini dijadwalkan berpusat di Surabaya sebagai bagian dari penghormatan terhadap jasa para pahlawan yang gugur dalam pertempuran di Surabaya 67 tahun silam. Tokoh Jatim itu mengatakan pihaknya telah melakukan pendekatan dengan pemerintah pusat agar peringatan Hari Pahlawan dipusatkan di Surabaya, bukan Jakarta. Dalam acara peringatan tersebut, direncanakan diisi berbagai kegiatan, antara lain penyebaran pamflet lewat udara pada 5 November 2012, Gema Pidato Gubernur Suryo menolak ultimatum tentara sekutu, serta orasi Bung Tomo. Selain itu, ada semarak 'spotlight' berupa sinar laser di Tugu Pahlawan serta agenda rembug nasional. Kemudian, puncaknya upacara bendera di Tugu Pahlawan. Tidak hanya itu saja, lanjut dia, akan ada juga pemberian penghargaan terhadap sembilan tokoh Jawa Tmur yang memiliki semangat kepahlawanan. Kriteria penghargaan juga dilihat berdasarkan tata cara perjuangannya meraih sesuatu yang dicita-citakannya. Masing-masing (alm) mantan Gubernur Jatim Moh. Noer, Ny. Soekarno selaku pengusaha kapal, pengusaha peralatan rumah tangga Alim Markus, pengusaha rokok Susilo Wonowijoyo, putra kandung Bung Tomo yaitu Bambang Sulistomo, Mendikbud Mohammad Nuh, ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Menteri BUMN Dahlan Iskan, serta Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Namun, rencana peringatan Hari Pahlawan secara nasional yang dipusatkan di Surabaya itu untuk tahun 2012 akan dipimpin Panglima TNI dan tahun berikutnya (2013) akan dipimpin langsung Presiden RI. Dalam pertemuan dengan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri di Jakarta, akhir Oktober 2012, mantan Wakil Presiden RI Tri Sutrisno. Ia mengharapkan peringatan Hari Pahlawan 2012 dapat dipusatkan di Surabaya, dan dihadiri Presiden RI karena kota tersebut dinilai sebagai kota pejuang. "Surabaya kota yang tepat untuk memperingati Hari Pahlawan karena merupakan kota pejuang, jangan hanya dipusatkan di Jakarta saja," kata Tri Sutrisno dalam pertemuan itu. Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri menyambut baik usulan Tri Sutrisno itu. "Kita menerima usulan tersebut, tapi perlu koordinasi dan pembahasan yang lebih dalam lagi karena puncak Hari Pahlawan akan dihadiri Presiden," kata Salim. Peringatan Hari Pahlawan 2012 mengambil tema "Dengan Semangat Kepahlawanan Kita Menuju Indonesia Sejahtera". Makna peringatan Hari Pahlawan adalah semangat keperintisan, saling toleran, dan tidak saling menyakiti semua elemen masyarakat saling membangun bangsa ini tanpa pamrih. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012