Kediri - Pemerintah Kabupaten Kediri, memberikan bantuan benih kacang tanah sebagai pengganti tanaman padi sehingga petani masih bisa mendapatkan penghasilan dari lahan mereka saat musim kemarau. Kepala Bidang Pengelolaan Lahan dan Air Dinas Pertanian Kabupaten Kediri, Maryudhi Handoko, Selasa, mengemukakan telah mengalokasikan 2.240 kilogram benih kacang dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kediri serta 290 kilogram melalui APBD Provinsi Jatim. "Ini kami berikan pada kelompok tani. sebagai proyek percontohan, kami fokuskan lahan pertanian di Kecamatan Semen," katanya. Menurut dia, lahan di Kecamatan Semen dipilih menjadi lokasi percontohan karena saat kemarau lahan di tempat itu tidak bisa ditanami tanaman padi, karena terbatasnya air. Selama ini, kata dia, sejumlah tanaman sudah pernah dicoba dan yang paling cocok adalah kacang tanah. Untuk itu, di lahan itu, ditanami kacang tanah. Jenis yang diberikan adalah jenis lokal yang untuk sementara diambilkan dari Kabupaten Tuban. "Komoditas ini secara teknis pemeliharaannya hanya memerlukan pengairan tiga kali, yaitu saat tanam, umur 40 hari, dan 70 hari. Komoditas ini juga lebih tahan dengan minimnya air," katanya. Handoko mengatakan, terdapat empat kelompok tani yang mendapatkan bantuan benih kacang tanah itu. Selain diberikan benih, mereka juga dibantu pupuk organik berupa bokasi serta jenis NPK Phonska. LOkasi lahan yang dibantu adalah sekitar 24,2 hektare di Kecamatan Semen. Pihaknya mengungkapkan, awalnya untuk lahan kacang memang sedikit, namun dengan adanya tambahan lahan untuk tanaman kacang tanah luas lahan yang ditanami cukup besar. Pada musim tanam ini, terdapat luas lahan sampai 1.468 hektare dengan luas panen sampai 1.412 hektare. Dari lahan itu, produktivitasnya sampai 13,73 kuintal per hektare dan produksinya 19.386 kuintal. Handoko juga menegaskan, sampai saat ini terus melakukan berbagai macam terobosan yang diberikan kepada petani untuk menyiasati musim di antaranya menggelar sekolah lapang iklim (SLI). Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan tentang cuaca dan iklim, serta mengantisipasi adanya anomali iklim dan kekeringan. Dengan ini, diharapkan petani pun masih bisa memanfaatkan lahan pertaniannya, ketika kemarau tiba. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012