Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik mulai menyosialisasikan Sekolah Rakyat jenjang sekolah menengah atas (SMA) tahun ajaran 2025/2026, sebagai pelaksanaan awal program prioritas nasional yang digagas Presiden Prabowo Subianto bersama Kementerian Sosial (Kemensos).
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani di Gresik, Jawa Timur, Kamis, mengatakan sosialisasi ini bertujuan mengenalkan konsep dan tujuan Sekolah Rakyat kepada keluarga kurang mampu, serta menunjukkan kesiapan daerah dalam mendukung pelaksanaan program tersebut.
“Sekolah ini diprioritaskan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Konsepnya berasrama untuk membentuk karakter dan kedisiplinan, sekaligus menjamin pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup mereka,” ujarnya.
Ia menegaskan, prinsip pendidikan inklusif menjadi dasar pengelolaan Sekolah Rakyat, yakni tanpa membedakan latar belakang sosial maupun ekonomi.
"Seluruh anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan sesuai potensi masing-masing," katanya.
Yani mencontohkan Sekolah CT ARSA Foundation di Sukoharjo sebagai model pendidikan yang berhasil memutus rantai kemiskinan melalui layanan berkualitas.
“Lulusannya bahkan diterima di perguruan tinggi ternama, baik dalam maupun luar negeri. Ini yang ingin kita dorong,” katanya.
Asisten I Sekretariat Daerah (Setda) Gresik Suprapto menambahkan, Sekolah Rakyat dirancang sebagai satuan pendidikan formal berasrama dengan kurikulum nasional.
Setiap lulusan akan memperoleh ijazah resmi setara sekolah umum yang dapat digunakan untuk melanjutkan pendidikan atau memasuki dunia kerja.
Sebagaimana diketahui, pelaksanaan program Sekolah Rakyat tahap awal di Gresik akan ditempatkan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) SMP Negeri 30 Gresik di Desa Mriyunan, Kecamatan Sidayu.
Sebanyak tiga rombongan belajar (rombel) berjumlah 75 siswa, terdiri atas 32 laki-laki dan 43 perempuan telah disiapkan.
Program ini menargetkan pembangunan 200 Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia pada tahun ajaran 2025/2026 untuk jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).
Editor : Astrid Faidlatul Habibah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025