Bojonegoro - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), mewaspadai berkembangnya kekeringan di wilayahnya yang mengakibatkan warga di daerah setempat mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
Kepala BPBD Bojonegoro Kasiyanto didampingi Kasi Kesiapsiagaan Sutardjo, Senin, mengatakan, kekeringan di wilayahnya bisa semakin berkembang, kalau tidak ada hujan hingga akhir September, sebab dalam dua bulan terakhir ini, sama sekali belum pernah turun hujan.
Oleh karena itu, lanjutnya, di sejumlah daerah juga akan mengalami kekeringan, sehingga warganya juga akan mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
"Kekeringan masih berpeluang berkembang, sebab prakiraan hujan baru terjadi akhir September atau awal Oktober," katanya, menjelaskan.
Ia menyebutkan, kekeringan saat ini, sudah melanda 11.776 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 47.379 jiwa yang tersebar di 37 desa di 13 kecamatan.
Di antaranya, lanjut dia, daerah yang mengalami kekeringan cukup parah yaitu di sejumlah desa di Kecamatan Temayang, Kepohbaru, Kedungadem, Sugihwaras, Ngasem, Balen dan Tambakrejo.
Menurut dia, pihaknya dengan Disnakertransos, semakin meningkatkan pasokan air bersih sejak pertengahan Puasa Ramadhan lalu hingga sekarang ini.
"Kalau biasanya setiap unit mobil tangki hanya dua rit per hari, sejak 10 Agustus lalu hingga sekarang ini ditingkatkan menjadi tiga kali per hari," katanya, mengungkapkan.
Ditanya jumlah mobil pemasok air bersih, menurut dia, pihaknya mengerahkan empat unit mobil tangki air yang kapasitasnya masing-masing 5.000 liter per mobil.
Biaya operasional pasokan air bersih itu, lanjutnya, memanfaatkan dana bantuan Gubernur Jatim, sedangkan air bersih yang dikelola Disnakertransos memanfaatan dana APBD 2012.
"Kami kurang tahu jumlah mobil tangki air yang dioperasionalkan Disnakertransos," ujarnya.
Meski demikian, ia menyatakan, berbagai usaha mengatasi kekeringan, dengan membuat embung dan sumur dalam, di daerah yang selalu mengalami kekeringan, membawa hasil positif.
"Di Kecamatan Ngambon dan Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, saat ini belum mengalami kekeringan, karena adanya sumur dalam dan embung penampung aiar," katanya, menjelaskan. (*).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012