Bojonegoro - Balai Arkeologi Yogyarkarta berencana ekskavasi lanjutan atau penggalian purbakala Situs Mlawatan di Desa Wotangare, Kecamatan Kalitidu pada 2013. Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Saptatik, Rabu mengatakan, rencana ekskavasi lanjutan Situs Mlawatan diperoleh dari Tim Balai Arkeologi Yogyakarta, setelah melakukan eskavasi pada 29 Juni-8 Juli. Dari hasil ekskavasi itu, jelasnya, Tim Balai Arkeologi Yogyakarta yang diketuai Herry Priswanto S.S, memperoleh temuan berbagai benda purbakala yang memperkuat keberadaan sebuah banggunan atau pemukiman penduduk di era jaman lampau yang tertimbun. "Untuk memastikan kebenaraannya dibutuhkan ekskavasi lanjutan yang rencananya biaya ekskavasi diusulkan melalui APBN," paparnya. Sebelum ini, lanjutnya, pembiayaan ekskavasi yang dilakukan Tim Balai Arkeologi Yogyakarta dengan memanfaatkan dana sebesar Rp100 juta dari APBD 2012. Ia belum bisa menjelaskan, besarnya dana yang dibutuhkan untuk melakukan ekskavasi lanjutan Situs Mlawatan, sebab Tim Balai Arkeologi masih melakukan penelitian temuan berbagai benda purbakala yang diperoleh dari hasil ekskavasi yang lalu. Temuan yang diteliti, di antaranya struktur pondasi rumah, "wuwung" (atap bagian atas), pecahan gerabah halus dan kasar, uang "kepeng" zaman Majapahit, Keramik asal China dan Asia Tenggara. Selain itu, ditemukan juga potongan rantai perunggu, fragmen tulang, juga temuan lainnya, termasuk diperoleh informasi di bawah "lemah mbag" (tanah gembur) di situs setempat terdapat sebuah bangunan. "Penelitian membutuhkan waktu selama sebulan untuk menentukan luas areal pemukiman penduduk, juga masa keberadaan pemukiman itu," paparnya, menjelaskan. Sebelum itu, Koordinator Tim Balai Arkeologi Yogyakarta Herry Priswanto S.S. menjanjikan akan secepatnya melaporkan hasil penelitian berbagai benda purbakala yang diperoleh dari ekskavasi yang dilakukan di Situs Mlawatan. Pertimbangannya, katanya, ekskavasi yang dilakukan di Situs Mlawatan itu atas permintaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar). Ekskavasi, lanjutnya, dilakukan di areal seluas 20 X 20 meter di 10 titik masing masing titik luasnya 2 meter persegi dengan kedalaman 60 centimeter hingga 80 centimeter. "Kami menyebut Situs Wotangare, sebab lokasinya di Desa Wotangare, bukan Situs Mlawatan," ucapnya, tanpa menjelaskan alasan mengenai nama situs itu.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012