Bojonegoro - Panitia Pengawas (Panwas) Pilkada Bojonegoro, Jatim, melakukan pertemuan dengan tokoh lintas agama yang tergabung di dalam Forum Komunikasi Ummat Beragama (FKUB) di daerah setempat, Selasa.
Ketua Panwas Pilkada Bojonegoro Moelyono, Selasa mengatakan, pertemuan itu sebagai usaha mengajak tokoh lintas agama ikut menjaga keamanan pelaksanaan pilkada, agar tidak terjadi perpecahan di kalangan umat.
Sebab, lanjutnya, tokoh lintas agama memiliki peran yang penting di masyarakat, karena mampu mempengaruhi umatnya dalam berbagai hal, termasuk dalam pelaksanaan pilkada.
Mereka diminta ikut membantu menjaga pelaksanaan pilkada agar bisa berjalan sesuai ketentuan, dan mencegah terjadinya perpecahan di kalangan umat yang disebabkan pilkada.
"Langkah kami sifatnya preventif untuk mencegah terjadinya masalah, sebab misalnya terjadi kerusuhan di dalam pilkada, penyelesaiannya lebih berat," katanya didampingi Humas Panwas Pilkada Risnanto, usai pertemuan dengan tokoh lintas agama di daerah setempat.
Ia mencontohkan, tokoh lintas agama bisa memberikan pemahaman kepada umatnya bahwa menerima uang di dalam pilkada, selain merupakan pelanggaran ketentuan di dalam pilkada juga melanggar agama.
Tidak hanya itu, lanjutnya, tokoh lintas Agama juga diminta tidak ikut memprovokasi ummatnya yang bisa menimbulkan perpecahan di dalam pilkada.
Menurut dia, pertemuan serupa juga akan dilakukan dengan jajaran organisasi masyarakat (Ormas), baik dari NU, Muhammadiyah juga ormas yang lainnya.
"Panwas akan aktif mendatangi ormas, untuk mensosialisasikan pelaksanaan pilkada yang kondusif," ucapnya, menegaskan.
Dalam pertemuan itu, Ketua FKUB Bojonegoro Alamul Huda meminta panwas pilkada harus menjaga netralitas dengan tidak memihak kepada salah satu calon peserta pilkada.
"Tantangan terberat panwas pilkada yaitu kepentingan dan 'pertemanan'," ucap salah satu tokoh Agama Katolik Romo Benecditus Basuki Adi Riyanto, menambahkan.
Hadir dalam pertemuan dengan Panwas Pilkada yaitu Pendeta Stefanus Smianta dan Djoko Waluyo (Protestan), Khotjiang San (Konghucu), Katolik Franciscus Sarman (Katolik) dan Alamul Huda dan Hasan Bisri (Islam).
Sesuai jadwal KPU setempat, pelaksanaan coblosan pilkada pada 10-11-2012.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012