Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Surabaya mengumumkan empat jalur yang bisa digunakan dalam sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) sekolah menengah pertama (SMP) dalam tahun ajaran 2025/2026.
Kepala Dispendik Kota Surabaya, Yusuf Masruh di Kota Surabaya, Kamis mengatakan empat jalur tersebut adalah jalur afirmasi, jalur mutasi, jalur prestasi, dan jalur domisili.
"Empat jalur ini ini diperuntukkan bagi sekitar 38 ribu lulusan Sekolah Dasar (SD) di Surabaya," katanya.
Ia mengemukakan, untuk tahun ini mengalami beberapa perubahan porsi persentase penerimaan siswa di antaranya kuota jalur afirmasi naik menjadi 20 persen dari sebelumnya hanya 15 persen.
"Kuota jalur afirmasi naik dari 15 persen menjadi 20 persen. Tentunya ini, memperbesar kesempatan anak-anak dari keluarga miskin dan pra keluarga miskin jika ingin bersekolah di sekolah negeri," ujarnya.
Selanjutnya, kata dia, ada jalur mutasi dengan kuota 5 persen bagi siswa yang orang tuanya pindah tugas. Kemudian jalur prestasi dengan kuota 35 persen naik dari kuota tahun lalu sebesar 30 persen yang meliputi jalur prestasi non-akademik serta jalur rapor prestasi.
Selain itu, Yusuf mengatakan bahwa jalur domisili diberikan kuota 40 persen yang dibagi menjadi dua, yaitu domisili satu dengan kuota 20 persen untuk calon siswa yang berdomisili di wilayah sekitar sekolah dan domisili dua dengan kuota yang sama diperuntukkan bagi calon siswa yang berdomisili di kelurahan yang tidak memiliki SMP Negeri dalam satu kecamatan.
"Seperti anak-anak atau murid yang rumahnya di kawasan Medokan Semampir dan sekitarnya bisa mendaftar ke SMPN 30 yang berada di wilayah sama. Untuk jalur domisili dua, misalnya di Kecamatan Sukolilo ada empat kelurahan maka setiap kelurahan mendapatkan kuota sebesar lima persen," katanya.
Yusuf menambahkan, pendaftaran SPMB untuk SMP Negeri tahun ini akan menggunakan sistem radius. Pengukuran jarak rumah ke sekolah tidak lagi berdasarkan jarak jalan, tetapi berdasarkan radius jari-jari dari rumah calon siswa.
"Kami sudah berkoordinasi dengan RT/RW agar data titik koordinat rumah calon siswa lebih akurat. Kami juga melibatkan Dispendukcapil dan Dinkominfo untuk verifikasi data kependudukan," katanya.
Editor : Astrid Faidlatul Habibah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025