Surabaya - Pertamina melakukan inspeksi mendadak di sejumlah agen dan pangkalan LPG ukuran tabung tiga kilogram di Surabaya guna meninjau keamanan pasokan komoditas tersebut di wilayah kerjanya. "Dari hasil inspeksi mendadak ini kami nyatakan stok LPG di Surabaya aman termasuk di Jalan A Yani," kata "Director Marketing and Trading" PT Pertamina (Persero), Hanung Budiah Y, saat meninjau beberapa agen dan pangkalan LPG tiga kilogram, di Surabaya, Kamis. Menurut dia, tujuan diadakannya inspeksi mendadak yang dilaksanakan secara rutin guna memeriksa aman atau tidaknya persediaan LPG di pasar nasional. "Kami juga ingin memastikan seluruh fasilitas yang ada. Tepatnya menjelang penerapan peraturan Menteri ESDM tentang pembatasan BBM subsidi untuk mobil pemerintah, pertambangan, dan perkebunan," ujarnya. Khusus pembatasan BBM subsidi di wilayah Jawa dan Bali, tambah dia, resmi diterapkan per tanggal 1 Agustus 2012. Oleh karena itu Pertamina memiliki kewajiban untuk memastikan bagaimana kesiapan seluruh fasilitas. "Dengan demikian kami harap sampai di tingkat kecamatan juga ada SPBU yang menjual Pertamax," katanya. Melalui langkah tersebut, kata dia, ketika pembatasan BBM subsidi untuk mobil pemerintah diterapkan maka seluruh permintaan pasar bisa terpenuhi. "Syukurlah semuanya sudah siap karena waktu yang diperlukan untuk mempersiapkannya sangat lama," katanya. Mengenai konsumsi bahan bakar khusus/BBK di Jatim, ia menilai, pada dua pekan terakhir cukup membanggakan karena mengalami kenaikan sebesar 18 persen dibandingkan normal. "Peningkatan konsumsi BBK khususnya pertamax karena adanya peraturan menteri yang menghimbau masyarakat dan instansi pemerintah untuk menggunakan BBK (BBM nonsubsidi)," katanya. Di samping itu, lanjut dia, kebijakan tersebut juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat menengah atas agar tidak menggunakan BBM subsidi karena peruntukannya memang bagi kalangan tidak mampu. Faktor lain karena penurunan harga minyak dunia yang mempengaruhi turunnya harga pertamax. "Dampak positifnya, kini masyarakat yang biasa memakai premium beralih ke pertamax. Kesadaran Jatim lebih baik dibandingkan di Jabodetabek yang konsumsi BBK hanya meningkat sekitar delapan persen," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012