Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur melakukan pertemuan bisnis atau business matching dengan sejumlah pengusaha Thailand.

Ketua Umum HIPMI Jatim Ahmad Salim Assegaf menyatakan langkah ini sebagai upaya untuk memacu kinerja ekonomi daerah melalui peningkatan ekspor ke Thailand dan ke berbagai negara lain.

“Thailand adalah salah satu negara yang cukup potensial sebagai negara tujuan ekspor,” katanya di Surabaya, Kamis.

Kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 70 pengusaha dari pengurus dan anggota HIPMI serta Kadin di seluruh Jatim ini sekaligus bertemu dengan Director Department of International Trade Promotion Manistry of Commerce Thailand Hataichanok.

Ahmad Salim mengatakan Thailand menjadi salah satu negara yang sangat menjanjikan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jawa Timur seiring pertumbuhan ekonomi yang stabil dan permintaan pasar yang kian meningkat.

Di sisi lain, sejauh ini ekspor ke negeri Gajah Putih tersebut masih belum tergarap maksimal dan bahkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur mencatat neraca perdagangan Jatim dengan Thailand sejak 2020 hingga 2024 terus defisit.

Pada 2020, ekspor Jatim ke Thailand mencapai 451,92 ribu dolar AS sedangkan impor Jatim dari Thailand mencapai 750,10 ribu dolar AS atau defisit sebesar 289,18 ribu dolar AS.

Kondisi yang sama juga terjadi pada 2021 yaitu defisit perdagangan Jatim dan Thailand mencapai 294,46 ribu dolar AS, pada 2022 defisit 464,66 dolar AS, pada 2023 defisit 710,26 ribu dolar AS, dan pada periode Januari-Oktober 2024 defisit mencapai 339,07 ribu dolar AS.

Adapun komoditas ekspor utama adalah tembaga, plastik, barang dari plastik, daging dan olahan ikan, tembakau, berbagai produk kimia, kertas/karton, bahan kimia organik, berbagai olahan ikan dan udang serta besi dan baja.

Sedangkan komoditas impor Jatim dari Thailand adalah plastik dan barang dari plastik, gandum, gula dan kembang gula, bahan kimia organik, hasil penggilingan, olahan makanan, mesin pesawat dan mekanik, kertas dan karton, berbagai produk kimia serta perekat dan enzim.

“Dan pertemuan ini adalah peluang bagi kita untuk memacu ekspor ke sana,” ujar Ahmad Salim.

Oleh sebab itu, pertemuan ini bertujuan untuk berdialog, membahas peluang yang bisa dikerjasamakan antar kedua belah pihak di berbagai sektor mulai dari manufaktur, makanan minuman, industri jasa, konstruksi, industri Agro, dan lainnya.

Ketua Komite Tetap Perdagangan dan Jasa Luar Negeri Kadin Jatim Fernanda Reza Muhammad berharap upaya yang telah HIPMI Jawa Timur akan mampu meningkatkan ekspor Jawa Timur agar defisit neraca perdagangan Jatim dengan Thailand teratasi.

Director Department of International Trade Promotion Manistry of Commerce Thailand Hataichanok memastikan akan menjadi jembatan antara Thailand dan Indonesia dalam menjalankan ekspor dan impor.

“Ke depannya, kalau ada apa-apa bisa hubungi kami dan juga kami berencana untuk berkolaborasi dan mengadakan business matching dengan Kadin dan HIPMI Jatim,” kata Hataichanok.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025