Pacitan - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mengidentifikasi enam daerah/kecamatan di Kabupaten Pacitan berpotensi mengalami krisis air bersih. "Data itu mengacu pada catatan bencana kekeringan serta krisis air bersih yang melanda Kabupaten Pacitan pada tahun lalu. BPBD Jatim kebetulan memiliki 'record' (catatan)-nya," kata Kepala BPBD Pacitan, Tri Mujiharto, di Pacitan, Senin. Ia menjelaskan, enam kecamatan rawan air bersih tersebut terpencar di wilayah timur, barat, serta sisi utara Kabupaten Pacitan yakni Kecamatan Donorojo, Punung, Pringkuku, Sudimoro, Ngadirojo, serta Tulakan. Tiga wilayah yang disebut pertama, posisinya berada di sisi barat Kota Pacitan. Meski tak seluruh desa di daerah itu kesulitan air bersih, namun ada beberapa titik yang warganya mengalami fase krisis ketika puncak kemarau, seperti di Desa Cemeng, Kecamatan Donorojo dan Desa Jetak, Kecamatan Tulakan. Tri Mujiharto menjelaskan, ada tiga kategori dalam bencana kekeringan, yakni langka terbatas, langka, dan krisis. Dari ketiga kategori itu, fase krisis menjadi fokus distribusi air, sebab pada daerah yang masuk dalam kategori itu setiap hari tingkat konsumsi air kurang dari 30 liter. Demikian juga untuk mendapatkan air bersih, warga yang berada di daerah krisis biasanya harus mencarinya ke sumber air dengan jarak lebih dari tiga kilometer. "Pada langka terbatas warga masih mampu mendapatkan air bersih sebanyak 60 liter per hari dengan jarak kurang dari 500 meter," katanya. Untuk kategori langka, setiap hari warga hanya memperoleh 30-60 liter dengan jarak ke sumber air antara 500 sampai 1.500 meter.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012