Bojonegoro - Pemkab Bojonegoro, Jatim, tidak menangani pengembangan jaringan irigasi Bendung Gerak Bengawan Solo di daerah setempat, namun pengembangannya ditangani langsung Perum Jasa Tirta (PJT) I Malang.
Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan (OP) Dinas Pengairan Bojonegoro Hefdi Taufik, Kamis mengatakan, pengembangan jaringan irigasi Bendung Gerak Bengawan Solo, ditangani PJT I Malang, selaku penanggung jawab pengelolaan potensi air Bengawan Solo.
Meski demikian, lanjutnya, pemkab mempersiapkan pengembangan potensi air Bengawan Solo dengan membangun tampungan air di tempat tertentu, agar bisa dimanfaatkan mencukupi kebutuhan air areal pertanian yang lebih luas.
Ia mencontohkan, pemkab sudah membangun sejumlah tampungan air di Kecamatan Kalitidu, dengan daya tampung 50 ribu meter kubik per embung, untuk dipersiapkan menampung air dari Bengawan Solo melalui sistem pompanisasi lewat jaringan irigasi.
"Air di tampungan itu, disalurkan dengan pompa ke areal pertanian lainnya, tapi jaringan irigasinya pembangunannya ditangani PJT I Malang," paparnya.
Hefdi mengaku, belum tahu kapan PJT I Malang, mulai membangun jaringan irigasi Bendung Gerak Bengawan Solo, yang rampung pengerjaannya itu. Meski demikian, tampungan air di bendung gerak tersebut, tetap bisa dimanfaatkan untuk mengairi irigasi areal pertanian.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Pembangunan Pemkab Bojonegoro, Tedjo Sukmono menambahkan, pemkab hanya memprogramkan pengembangan lokasi bendung gerak sebagai obyek wisata. Konsep penyusunan pengembangan obyek wisata masih ditangani Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
Rencananya, lanjutnya, lokasi bendung gerak akan dimanfaatkan sebagai obyek wisata "out bond", memancing, perahu, juga perkemahan.
"Konsep pengembangannya masih dalam tahap pengerjaan," ucapnya, menjelaskan.
Data teknis bendung gerak di Bojonegoro yakni memiliki luas bentang 504 meter, tujuh buah pintu, masing-masing pintu lebarnya 17,5 meter dengan tipe "radial gate". Selain itu, juga dilengkapi dengan dua pintu pengatur debit, yang masing-masing pintu memiliki lebar 17,5 meter.
Bendung gerak yang memiliki panjang 1.841,752 meter itu, mampu menampung air sebanyak 13 juta meter kubik dari daerah tangkapan air seluas 12,467 km2.
Manfaat bendung gerak tersebut, antara lain mampu mencukupi kebutuhan air irigasi pertanian lewat pompanisasi dengan debit 5.850 liter/detik di Kabupaten Blora, Jateng, seluas 665 hektare dan 4.949 hektare di Kabupaten Bojonegoro.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012