Perum Jasa Tirta I mempercepat proses perbaikan Bendungan Gerak, yang terletak di wilayah Kecamatan Kaliditu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, sebagai salah satu upaya untuk mengantisipasi terjadinya peristiwa banjir dari luapan Sungai Bengawan Solo.
Kepala Sub Divisi Operasi dan Pemeliharaan Wilayah Sungai Bengawan Solo 2 PJT I, Agung Wicaksono, di Bojonegoro, Senin, mengatakan bahwa sesungguhnya perbaikan bendungan itu ditargetkan rampung pada 22 November, namun terpaksa mundur keadaan memaksa atau force majeure.
"Perbaikan Bendungan Gerak dimulai 22 September sampai 22 November, karena force majeure diamandemen sampai 20 Desember," kata Agung.
Agung menjelaskan, perbaikan bendungan tersebut mencakup sejumlah hal seperti indikator kontrol panel jarak jauh, pengecatan pada pintu air, stop lock, jalur rel untuk gantry crane dan flap gate pintu air.
"Jumlah pintu air ada sembilan, semuanya diperbaiki. Sekaligus dibuka keseluruhan, karena intensitas curah hujan yang tinggi dan ketinggian air Bengawan Solo mengalami peningkatan," katanya saat mengecek Bendung Gerak.
Agung menambahkan, Bendung Gerak dibangun kurang lebih 15 tahun lalu dan berfungsi untuk mengendalikan aliran air Sungai Bengawan Solo. Saat curah hujan tinggi, pintu bendungan dibuka dan dibuka-tutup saat musim kemarau.
Daya tampung Bendung Gerak, lanjut Agung, mencapai 13 juta meter kubik. Akan tetapi, saat ini di bendungan itu banyak terdapat sedimen, sehingga menyebabkan daya tampung Bendungan Gerak berkurang.
"Perlu dilakukan perbaikan, pengukuran dan pembersihan sedimen agar Bendungan Gerak daya tampungnya tidak berkurang," imbuhnya.
Untuk batasan siaga ketinggian air, apabila mencapai 15,21 meter masuk dalam kategori hijau, 16,21 meter kategori kuning dan jika mencapai ketinggian 17,21 meter, maka masuk kategori siaga merah.
"Di Bojonegoro saat ini masih normal, tapi tren ketinggian air mengalami kenaikan. Pintu bendungan akan dibuka melihat kondisi hulu dan curah hujan," katanya
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024