Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro mengajak masyarakat ikut serta menjaga kelestarian lingkungan hutan, agar kejadian penebangan liar tidak kembali terjadi seperti beberapa tahun silam.

"Saat ini yang dilakukan menjaga kelestarian lingkungan hutan serta menerapkan pengelolaan hutan yang baik, agar kejadian deforestasi tidak terjadi lagi seperti tahun 2001," kata Kepala Administratur Perhutani KPH Bojonegoro, Slamet Juwanto, di Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa.

Slamet menyampaikan, adanya deforestasi atau penebangan liar di kawasan hutan untuk mengubah lahan hutan menjadi kawasan nonhutan yang ada di Kabupaten Bojonegoro, sangat dirasakan dampaknya.

"Dampak yang dirasakan akibat penebangan pohon di hutan Bojonegoro adalah banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Bubulan, Sekar dan Dander," katanya.

Adanya deforestasi tersebut, dikatakan Slamet, berkaitan dengan banyaknya jumlah penduduk di Pulau Jawa dan kebutuhan pertanian semakin meningkat. Ia menambahkan, pada 2001, terjadi penjarahan hutan besar-besaran. 

Beberapa kawasan hutan di selatan Bojonegoro misalnya, menurut Slamet, sekarang justru banyak ditanami tanaman jagung dan tebu. Di Kecamatan Padangan, kawasan hutan justru berubah menjadi kebun tebu dan hutan di Kecamatan Kedungadem banyak ditanami jagung.

"Harapannya kelompok masyarakat yang diberi hak pengolahan hutan juga menanam pohon pengganti. Tetapi fakta di lapangan satu pohon pun tidak ada," tutur Slamet.

Dia menambahkan, kerusakan ekosistem akibat deforestasi sudah bisa dirasakan saat ini, seperti jarang ditemuinya hewan-hewan liar seperti kera, kucing hutan, dan lainnya. Hewan-hewan tersebut, tidak terlihat lagi karena tidak memiliki tempat tinggal yang aman.

Selain itu, perubahan iklim yang signifikan juga berpotensi menyebabkan terjadinya bencana meteorologi di wilayah yang berdekatan dengan hutan, seperti banjir bandang dan tanah longsor.

"Keberlangsungan ekosistem akan tetap terjaga, jika masyarakat tergerak menanam pohon dan menjaga lingkungannya," katanya.

Pewarta: Muhammad Yazid

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024