Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Jawa Timur memastikan telah melakukan upaya mitigasi guna mengantisipasi potensi muncul bencana hidrometeorologi saat musim hujan.
Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu di Kota Batu, Selasa, mengatakan sejak awal September 2024 pemetaan di 141 titik rawan bencana sudah dilakukan yang berfokus di empat curah atau sumber air, yakni di Pusung Lading, Krecek, Sengonan, dan Jurang Susuh.
"Bencana hidrometeorologi ini sebuah siklus yang kami antisipasi setiap musim hujan, khususnya di empat curah yang ada dengan memberangkatkan tim gabungan melaksanakan susur sungai dan pembersihan," kata Agung Sedayu.
Agung Sedayu menyatakan saat pelaksanaan pembersihan dan susur sungai, petugas gabungan melakukan pemotongan batang kayu dan bambu yang menyumbat jalur air.
"Di Kota Batu itu 57 persen wilayahnya adalah hutan, ada Lereng Arjuna, Welirang, sama Panderman. Total kegiatan 21 hari, termasuk pelaksanaan patroli," ucapnya.
Keempat curah tersebut terletak di empat wilayah desa, yakni Curah Pusung Lading di Desa Bulukerto, Curah Krecek di Desa Tulungrejo, Curah Sengonan di Sumbergondo, dan Jurang Susuh di Desa Giripurno.
Curah tersebut juga masuk ke dalam wilayah Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang menjadi salah satu lokasi terdampak bencana banjir bandang pada 2021.
Pada tragedi bencana alam yang terjadi tiga tahun lalu menyebabkan korban jiwa sebanyak tujuh orang.
Di kecamatan itu pula terdapat tiga desa dan satu dusun terdampak, yakni di Dusun Sambong, Desa Bulukerto, Dusun Beru, Desa Bulukerto, Desa Sumber Brantas, dan Dusun Gemulo, Desa Punten Kecamatan Bumiaji.
Selain di wilayah Bumiaji, Kecamatan Batu juga mengalami dampak bencana yang sama, yakni di Jalan Raya Dieng, Desa Sidomulyo dan Jalan Raya Selecta, Desa Tulungrejo.
Dia menyatakan bencana tersebut merupakan pengalaman bagi seluruh pemangku kebijakan di kota setempat agar bisa mengambil langkah sigap melakukan mitigasi bencana alam.
"Kami sudah mempelajari penyebab utamanya, makanya kami melakukan pembersihan serta susur sungai," ujarnya.
Selain itu, BPBD Kota Batu juga melakukan sosialisasi kepada pelajar dan masyarakat terkait langkah serta evakuasi dini ketika terjadi bencana alam.
"Kami melakukannya melalui kegiatan pra bencana dan satuan pendidikan aman bencana, termasuk ketika pesantren expo di UIN Maulana Malik Ibrahim," tuturnya.
Dia menambahkan pada 11 November 2024 akan dilaksanakan apel siaga bencana yang diselenggarakan di Pasar Among Tani, Kota Batu sebagai bentuk kesiapan petugas menghadapi puncak musim hujan.
"Puncak musim hujan diperkirakan pada akhir Desember 2024 sampai Januari 2025," kata Agung Sedayu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu di Kota Batu, Selasa, mengatakan sejak awal September 2024 pemetaan di 141 titik rawan bencana sudah dilakukan yang berfokus di empat curah atau sumber air, yakni di Pusung Lading, Krecek, Sengonan, dan Jurang Susuh.
"Bencana hidrometeorologi ini sebuah siklus yang kami antisipasi setiap musim hujan, khususnya di empat curah yang ada dengan memberangkatkan tim gabungan melaksanakan susur sungai dan pembersihan," kata Agung Sedayu.
Agung Sedayu menyatakan saat pelaksanaan pembersihan dan susur sungai, petugas gabungan melakukan pemotongan batang kayu dan bambu yang menyumbat jalur air.
"Di Kota Batu itu 57 persen wilayahnya adalah hutan, ada Lereng Arjuna, Welirang, sama Panderman. Total kegiatan 21 hari, termasuk pelaksanaan patroli," ucapnya.
Keempat curah tersebut terletak di empat wilayah desa, yakni Curah Pusung Lading di Desa Bulukerto, Curah Krecek di Desa Tulungrejo, Curah Sengonan di Sumbergondo, dan Jurang Susuh di Desa Giripurno.
Curah tersebut juga masuk ke dalam wilayah Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang menjadi salah satu lokasi terdampak bencana banjir bandang pada 2021.
Pada tragedi bencana alam yang terjadi tiga tahun lalu menyebabkan korban jiwa sebanyak tujuh orang.
Di kecamatan itu pula terdapat tiga desa dan satu dusun terdampak, yakni di Dusun Sambong, Desa Bulukerto, Dusun Beru, Desa Bulukerto, Desa Sumber Brantas, dan Dusun Gemulo, Desa Punten Kecamatan Bumiaji.
Selain di wilayah Bumiaji, Kecamatan Batu juga mengalami dampak bencana yang sama, yakni di Jalan Raya Dieng, Desa Sidomulyo dan Jalan Raya Selecta, Desa Tulungrejo.
Dia menyatakan bencana tersebut merupakan pengalaman bagi seluruh pemangku kebijakan di kota setempat agar bisa mengambil langkah sigap melakukan mitigasi bencana alam.
"Kami sudah mempelajari penyebab utamanya, makanya kami melakukan pembersihan serta susur sungai," ujarnya.
Selain itu, BPBD Kota Batu juga melakukan sosialisasi kepada pelajar dan masyarakat terkait langkah serta evakuasi dini ketika terjadi bencana alam.
"Kami melakukannya melalui kegiatan pra bencana dan satuan pendidikan aman bencana, termasuk ketika pesantren expo di UIN Maulana Malik Ibrahim," tuturnya.
Dia menambahkan pada 11 November 2024 akan dilaksanakan apel siaga bencana yang diselenggarakan di Pasar Among Tani, Kota Batu sebagai bentuk kesiapan petugas menghadapi puncak musim hujan.
"Puncak musim hujan diperkirakan pada akhir Desember 2024 sampai Januari 2025," kata Agung Sedayu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024