Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Madiun, Jawa Timur mulai menggunakan kode batang atau "barcode" untuk membatu masyarakat memantau harga sembilan bahan pokok (sembako) di pasar tradisional dan sejumlah kanal medsos pemkot.

"Dengan penyediaan barcode tersebut, masyarakat bisa memantau harga sembako di Kota Madiun secara 'real-time' dari mana saja," ujar Kepala Dinas Perdagangan Kota Madiun Anshar Rasidi di Madiun, Jumat.

Menurut Anshar, barcode akan dipasang di Pasar Besar Madiun dan Pasar Sleko yang menjadi titik pantau Pemprov Jatim. Selain itu, juga akan disosialisasikan melalui media sosial Pemkot Madiun dan Dinas Perdagangan.

Dengan begitu, Anshar berharap inovasi ini bisa lebih memudahkan masyarakat yang ingin memantau harga bahan kebutuhan pokok di pasaran kapan saja.

"Selain barcode, kami juga sediakan 'running text' harga bahan pokok di Pasar Besar Madiun dan Sleko. Hal itu lebih efektif dan Dinas Perdagangan juga akan menarik televisi yang selama ini ada di pasar untuk menunjukkan harga karena telah digantikan dengan barcode," katanya.

Anshar menambahkan, penyediaan kode batang harga sembako itu juga sebagai upaya meningkatkan digitalisasi di pasar tradisional. Tidak hanya menerapkan barcode untuk pemantauan harga, pihaknya juga terus mendorong penggunaan "Quick Response Code Indonesian Standar" atau QRIS bagi pedagang pasar untuk bertransaksi.

"Sehingga, kalau ada pembeli yang ingin membayar non-tunai, bisa dilayani," kata dia.

Adapun, manfaat dari penggunaan QRIS agar transaksi pembayaran semakin mudah, cepat, terjaga keamanannya, terhindar dari uang palsu, serta tidak perlu repot dengan uang kembalian.

Pihaknya bersama lembaga keuangan di Kota Madiun terus berupaya meningkatkan penggunaan QRIS di lingkup pedagang, toko ataupun "merchant" setempat sebagai upaya mendukung digitalisasi lewat QRIS.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024