Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan, Jawa Timur meluncurkan program Dapur Sehat Atasi Stunting untuk Masyarakat Sejahtera dan Berkualitas (Dashat Massku) untuk menekan angka kasus stunting di wilayah itu.

Program itu dilaksanakan dengan berkolaborasi bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di beberapa desa di Kabupaten Bangkalan ini, kata Koordinator Penyuluhan Keluarga Berencana Bangkalan Sri Utami Hartiani di Bangkalan, Jawa Timur, Jumat.

Ia menjelaskan, salah satu desa yang ada di Kabupaten Bangkalan yang telah menerapkan program tersebut adalah Desa Sendang Laok, Kecamatan Labang, Bangkalan.

Desa ini, sambung dia, merupakan salah satu desa yang masuk lokus stunting di Kabupaten Bangkalan.

Ia menuturkan, program Dashat Massku diimplementasikan dengan kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT). Sasarannya, ibu hamil dan anak di bawah usia dua tahun (baduta).

”PMT yang diberikan berupa makanan makanan sehat kepada 28 baduta. Sedangkan untuk ibu hamil terdiri atas susu khusus dan telur,” katanya, menjelaskan.

Hartiani lebih lanjut menjelaskan, pemberian PMT bertujuan memenuhi kebutuhan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), termasuk pemenuhan gizi sejak dalam kandungan sampai anak berusia dua tahun.

”Sebagaimana kita tahu pemenuhan gizi dan pola pengasuhan yang baik dan benar pada 1.000 HPK sangatlah penting,” ujar dia.

Di masa 1.000 HPK terjadi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang sangat pesat. Maka, kekurangan gizi pada periode emas itu dapat mengakibatkan anak mengalami kegagalan pertumbuhan dan perkembangan alias stunting.

”Harapan dari program Dashat Massku yang kami laksanakan ini untuk meningkatkan gizi anak dan dapat mencegah kasus stunting," katanya.

Sementara itu, berdasarkan data Pemkab Bangkalan, prevalensi angka stunting di Bangkalan hingga akhir 2022 terdata 26,2 persen, sedangkan pada 2023 turun menjadi 10,2 persen.

Hal itu, menunjukkan bahwa selama periode tersebut telah terjadi penurunan angka stunting 16 persen. Pemerintah pusat menargetkan angka stunting 14 persen pada 2024. Pada 2023 angkat stunting 21,5 persen.

"Atas pencapaian itu, Pemerintah Kabupaten Bangkalan tidak hanya menerima penghargaan percepatan penurunan angka stunting dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), namun juga menjadikan Kabupaten Bangkalan berada di posisi ke-5 sebagai kabupaten dengan angka stunting terendah di Jawa Timur," kata Penjabat Bupati Bangkalan Arief M Edie di Bangkalan, Jumat.

Karena itu, sambung dia, pihaknya terus berupaya melakukan berbagai program untuk menekan angka stunting di Kabupaten Bangkalan, termasuk program inovatif yang kini telah diberlakukan, yakni Dashat Massku.

Program lainnya yang juga dicanangkan adalah SATE MANIS (Satu telur Mencegah Balita Akibat Kurang Gizi Kronis).

Program ini merupakan upaya yang dilakukan Pemkab Bangkalan melalui Dinas Kesehatan setempat, dalam memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan bayi. Program ini diharapkan dapat diadopsi oleh seluruh Posyandu di Kabupaten Bangkalan.

Selain itu, program terpadu lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Bangkalan terus dilakukan untuk melakukan intervensi dalam menekan kasus stunting di wilayah itu.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024