Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur, membantu beasiswa sebanyak 520 mahasiswa asal kabupaten itu yang kuliah di sejumlah daerah di Indonesia.
"Program bantuan beasiswa ini sebagai bentuk komitmen dan kepedulian Pemkab Sumenep dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing," kata Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial pada Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-P3A) Kabupaten Sumenep Fajarisman, di Sumenep, Jawa Timur, Senin.
Menurut dia, mahasiswa penerima bantuan merupakan mahasiswa asal Kabupaten Sumenep, sesuai dengan data identitas diri yang diajukan kepada Pemkab Sumenep.
Program bantuan melalui dinas sosial ini, kata Fajarisman, sebesar Rp1,3 miliar lebih dari APBD Pemkab Sumenep Tahun 2024.
"Kami berharap tahun depan jumlah penerima bisa lebih banyak lagi, karena ini menyangkut aset masa depan bangsa," katanya.
Selain dari APBD Pemkab Sumenep, sebagian sumber dana bantuan beasiswa itu juga dari Badan Amil Zakat Nasional (Basnas) Kabupaten Sumenep, serta dari sejumlah lembaga dan institusi lain yang memiliki komitmen yang sama dalam memajukan pendidikan dan meningkatkan kualitas SDM generasi muda Sumenep.
Fajarisman mengatakan bentuk bantuan yang diberikan Pemkab Sumenep kepada ratusan mahasiswa itu bukan beasiswa penuh, tetapi terbatas.
"Hal ini karena anggaran yang kami sediakan terbatas. Namun, kami menginginkan agar penyebarannya banyak," katanya.
Fajar menuturkan masing-masing mahasiswa yang tercakup program tersebut menerima bantuan sebesar Rp2,5 juta.
"Syaratnya harus warga Sumenep, lahir di Kabupaten Sumenep, meskipun kuliahnya di luar Kabupaten Sumenep," katanya.
Oleh karena itu, salah satu metode verifikasi yang dilakukan Pemkab Sumenep sebelum mencairkan bantuan tersebut melakukan klarifikasi langsung ke kampus yang bersangkutan.
"Kalau dalam pengajuan usulan mahasiswa ini mencantumkan kuliah di Bangkalan, maka kami harus datang ke kampus itu untuk melakukan klarifikasi ke pihak rektorat," katanya.
Indeks pendidikan di kabupaten paling timur di Pulau Madura ini pada 2022 tercatat di Badan Pusat Statistik 0,57 dan meningkat menjadi 0,58 pada tahun 2023 menempatkan Kabupaten Sumenep di peringkat kedua di Madura setelah Kabupaten Pamekasan yang mencapai 0,61 pada 2022 dan 0,62 pada 2023.
Indeks pendidikan ini merupakan ukuran keberhasilan pembangunan pendidikan yang menjadi salah satu komponen penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan merupakan cerminan dari hasil pembangunan pendidikan yang menunjukkan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu negara.
Menurut Fajar, kualitas SDM yang baik sangat menentukan tingkat produktivitas suatu bangsa.
"Oleh karena itu, salah satu upaya dalam meningkatkan indeks pendidikan di kabupaten ini melalui program bantuan beasiswa yang kami jalankan saat ini," katanya menjelaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Program bantuan beasiswa ini sebagai bentuk komitmen dan kepedulian Pemkab Sumenep dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing," kata Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial pada Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-P3A) Kabupaten Sumenep Fajarisman, di Sumenep, Jawa Timur, Senin.
Menurut dia, mahasiswa penerima bantuan merupakan mahasiswa asal Kabupaten Sumenep, sesuai dengan data identitas diri yang diajukan kepada Pemkab Sumenep.
Program bantuan melalui dinas sosial ini, kata Fajarisman, sebesar Rp1,3 miliar lebih dari APBD Pemkab Sumenep Tahun 2024.
"Kami berharap tahun depan jumlah penerima bisa lebih banyak lagi, karena ini menyangkut aset masa depan bangsa," katanya.
Selain dari APBD Pemkab Sumenep, sebagian sumber dana bantuan beasiswa itu juga dari Badan Amil Zakat Nasional (Basnas) Kabupaten Sumenep, serta dari sejumlah lembaga dan institusi lain yang memiliki komitmen yang sama dalam memajukan pendidikan dan meningkatkan kualitas SDM generasi muda Sumenep.
Fajarisman mengatakan bentuk bantuan yang diberikan Pemkab Sumenep kepada ratusan mahasiswa itu bukan beasiswa penuh, tetapi terbatas.
"Hal ini karena anggaran yang kami sediakan terbatas. Namun, kami menginginkan agar penyebarannya banyak," katanya.
Fajar menuturkan masing-masing mahasiswa yang tercakup program tersebut menerima bantuan sebesar Rp2,5 juta.
"Syaratnya harus warga Sumenep, lahir di Kabupaten Sumenep, meskipun kuliahnya di luar Kabupaten Sumenep," katanya.
Oleh karena itu, salah satu metode verifikasi yang dilakukan Pemkab Sumenep sebelum mencairkan bantuan tersebut melakukan klarifikasi langsung ke kampus yang bersangkutan.
"Kalau dalam pengajuan usulan mahasiswa ini mencantumkan kuliah di Bangkalan, maka kami harus datang ke kampus itu untuk melakukan klarifikasi ke pihak rektorat," katanya.
Indeks pendidikan di kabupaten paling timur di Pulau Madura ini pada 2022 tercatat di Badan Pusat Statistik 0,57 dan meningkat menjadi 0,58 pada tahun 2023 menempatkan Kabupaten Sumenep di peringkat kedua di Madura setelah Kabupaten Pamekasan yang mencapai 0,61 pada 2022 dan 0,62 pada 2023.
Indeks pendidikan ini merupakan ukuran keberhasilan pembangunan pendidikan yang menjadi salah satu komponen penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan merupakan cerminan dari hasil pembangunan pendidikan yang menunjukkan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu negara.
Menurut Fajar, kualitas SDM yang baik sangat menentukan tingkat produktivitas suatu bangsa.
"Oleh karena itu, salah satu upaya dalam meningkatkan indeks pendidikan di kabupaten ini melalui program bantuan beasiswa yang kami jalankan saat ini," katanya menjelaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024