Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mendorong keterbukaan perdagangan antarwilayah agar produk unggulan daerah dapat memiliki pasar yang luas, baik domestik maupun internasional.

“Tantangan terkait distribusi yang kurang optimal perlu untuk diselesaikan bersama,” kata Arsjad dalam Forum Bisnis Daerah oleh Kadin, di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.

Arsjad mengatakan setiap wilayah di Indonesia khususnya Indonesia bagian timur memiliki potensi yang beragam termasuk dalam hal komoditas maupun produk unggulan daerah.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022 mencatat Kabupaten Jember, Jawa Timur, menghasilkan produk unggulan berupa tembakau 139.521 ton sedangkan Kabupaten Buru, Maluku, menghasilkan 2.850 ton kakao.

Sedangkan Kabupaten Nabire, Papua, menghasilkan 142.885 ton kelapa sawit, dan Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), menghasilkan kopi sebanyak 9,581 ton.

Menurutnya, seharusnya potensi itu dapat menjadi keunggulan ekonomi yang signifikan dan memiliki daya saing di pasar domestik maupun internasional.

Di sisi lain, optimalisasi produk unggulan daerah hingga kini masih memiliki tantangan terkait distribusi yang kurang optimal dan pencatatan yang belum akurat, sehingga diselesaikan bersama.

Arsjad mengatakan tantangan ini menimbulkan hambatan bagi keterbukaan perdagangan antarwilayah, antara lain kesulitan memantau perjalanan produk dan penimbunan barang.

Kemudian juga menimbulkan ketidakpastian harga, hingga terjadinya distribusi yang tidak efisien, sehingga produk unggulan daerah terhambat untuk dikenal masyarakat luas.

Bahkan ketidakakuratan pencatatan juga menghambat identifikasi potensi pasar, analisis tren permintaan, dan evaluasi program.

“Sebagai induk organisasi usaha nasional kami melihat terdapat berbagai potensi produk-produk unggulan Jawa Timur dan Indonesia timur yang perlu untuk ditingkatkan secara optimal,” katanya pula.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024