Bojonegoro - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jatim, menerima bantuan berbagai peralatan penanggulangan bencana senilai Rp1,3 miliar dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), untuk menunjang penanganan bencana di daerah setempat. "Bantuan peralatan penanggulangan bencana ini pada Selasa (24/1) kami ambil langsung di Jakarta. Tujuan BNPB menyalurkan bantuan ini, untuk memperkuat kelembagaan BPBD, dalam menanggulangi bencana, " kata Kepala BPBD Bojonegoro, Kasiyanto, Rabu. Ia menjelaskan, semua kabupaten di Jatim, yang sudah memiliki BPBD, menerima peralatan bencana dengan nilai yang sama dengan yang diterima Bojonegoro. "Tapi, kalau daerah yang belum memiliki BPBD, seperti Surabaya tidak menerima bantuan peralatan penanggulangan bencana ini, " katanya. Menurut dia, bantuan peralatan penanggulangan bencana tersebut, diambil langsung ke Jakarta dan sekarang ini, masih dalam perjalanan menuju Bojonegoro, lewat paket. "Kami tidak mengeluarkan biaya sama sekali, kecuali biaya paket pengiriman peralatan yang kami ambil sendiri di gudang BNPB di Jakarta," katanya. Ia menyebutkan, bantuan peralatan yang diterima yaitu, satu unit mobil dapur lapangan, satu unit mobil "rescue", satu unit kendaraan roda dua trail, dan satu unit perahu karet kapasitas 10 penumpang. Selain itu, satu unit tenda posko, dua unit tenda peleton, tiga unit tenda regu, lima unit tenda keluarga, 10 unit tempat tidur, dua unit genset masing-masing 5 KVA, dan beberapa unit peralatan komunikasi. "Kami juga menerima satu unit pengolah air minum, " katanya, menambahkan. Bantuan ini, lanjutnya, cukup penting, bagi daerah Bojonegoro yang biasa menjadi langganan banjir rutin luapan Bengawan Solo, juga bencana tanah longsor, bencana kekeringan, juga bencana lainnya. Ia mencontohkan, keberadaan genset dan kendaraan mobil dapur lapangan, sangat bermanfaat dalam menangani korban bencana banjir di Bojonegoro yang biasanya pengungsinya bertebaran. "Termasuk perahu karet sebagai sarana evakuasi, akan melengkapi empat unit perahu karet yang sudah kita miliki, " katanya, menambahkan. Ia mengatakan, dengan berkembangnya Bojonegoro, menjadi daerah industrialisasi migas, sangat dibutuhkan, peralatan penanggulangan bencana yang memadai . Sebab, dampak bencana dalam kegagalan industri migas, tidak kalah berbahayanya dibandingkan dengan bencana lainnya.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012