Bojonegoro - DPRD Bojonegoro, Jatim, mendukung PT Bangkit Bangun Sarana (BBS), BUMD milik pemkab, ikut menangani proyek minyak Blok Cepu di wilayah setempat, dengan tugas sebagai fasilitator agar bisa mengandeng kontraktor lokal. "Kami mendukung sepenuhnya BUMD terlibat dalam proyek Blok Cepu, apalagi sebelumnya sudah menyetujui tambahan anggaran untuk modal BUMD," kata Wakil Ketua DPRD Bojonegoro Sukur Priyanto dalam rapat koordinasi pembangunan proyek Blok Cepu di Bojonegoro, Selasa. Sebelum itu, DPRD telah menyetujui alokasi anggaran Rp10 miliar, di dalam APBD 2012 sebagai tambahan modal PT BBS dalam menangani proyek Blok Cepu. Dalam rapat koordinasi itu, hadir semua pimpinan fraksi dan komisi di DPRD dan perwakilan lima kontraktor pembangunan fasilitas produksi minyak Blok Cepu. Selain itu, ikut dalam rapat itu, antara lain, staf ahli BP Migas Cornelia Oetari, Kepala Divisi Perwakilan BP Migas Mulyani, Wakil Manajer Proyek Exxon Mobil Oil Indonesia (EMOI) Ferry Widyananda, "Vice President Public and Gouvernment Affairs" EMOI Erwin Maryoto, Manajer Proyek Mobil Cepu Limited (MCL) Ken Dickson dan perwakilan warga di ring I migas Blok Cepu. BUMD, lanjut Sukur, diminta secepatnya melakukan koordinasi dengan kontraktor proyek Blok Cepu dan menjadi mediasi, untuk menjembatani pelaksanaan proyek dengan melibatkan kontraktor lokal. "Kami minta jajaran PT BBS, segera melangkah, karena sudah ada modal, yang penting semua tetap harus dipertanggungjawabkan, " katanya, menegaskan. Ia mengungkapkan, pemkab, DPRD, juga berbagai pihak lainnya, sepakat proyek minyak Blok Cepu senilai Rp40 triliun, bisa dilaksanakan secepatnya. Namun, dalam melaksanakan proyek tersebut, tetap harus meminimalkan masalah yang kemungkinan muncul. "Kami minta BUMD jangan diam, harus bisa menjadi jembatan yang adil, terutama masalah keterlibatan kontraktor lokal," katanya, menjelaskan. Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT BBS Deddy Affidick menjelaskan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan kontraktor pemenang proyek Blok Cepu tahap I, PT Tri Patra Jakarta, mengenai proyek yang bisa dikelola PT BBS dengan melibatkan kontraktor lokal. "Hanya tinggal masalah kesepakatan harga," ungkapnya. Di lain pihak, lanjutnya, juga sedang diinventaris kontraktor lokal yang kemungkinan bisa terlibat dalam pekerjaan teknis proyek. "Hanya yang masih menjadi pemikiran kami, kontraktor lokal yang ada masih terbentur dengan faktor modal," jelasnya. Sementara itu, Wakil Manajer Proyek Exxon Mobil Oil Indonesia (EMOI) Ferry Widyananda mengatakan, produksi puncak minyak Blok Cepu 165 ribu barel/hari, dijadwalkan bisa direalisasikan pada 4 Agustus 2014, sepanjang pelaksanaan proyek pembangunan fasilitas produksi sesuai jadwal. Pekerjaan proyek pembangunan fasilitas produksi minyak Blok Cepu, kontraknya ditandatangani, pada 5 Agustus 2011 dan berakhir pada 4 Agustus 2013 atau waktunya selama 36 bulan. Pekerjaan proyek Blok Cepu itu, dibagi menjadi proyek tahap I, II, III, IV dan V. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012