Jawa Timur...Jaya. Jawa Timur...Luar Biasa. Itulah yel-yel pengobar semangat para atlet yang dikumandangkan sebelum menjalani pertandingan. Teriakkan itu mulai muncul sejak Jatim merebut juara umum Pekan Olahraga Nasional 2008 di Kalimantan Timur.
Tahun 2012, kekuatan dan keperkasaan atlet-atlet Jatim kembali mendapatkan ujian saat PON ke-18 di Riau pada September mendatang. Apakah Jatim masih mampu mempertahankan gelar bergengsi juara umum atau harus melayang ke provinsi lain?
Seperti empat tahun lalu, DKI Jakarta masih menjadi pesaing terkuat bagi Jatim untuk mempertahankan gelar, selain Jawa Barat dan tuan rumah Riau yang juga bisa menjadi batu sandungan.
Perjuangan Jatim makin menemui jalan terjal seiring munculnya sejumlah regulasi baru yang bisa jadi penghambat, seperti pembatasan usia atlet dan pengurangan atau penambahan nomor pertandingan pada sejumlah cabang olahraga.
Sejak awal, KONI Jatim telah mencium gelagat ketidakberesan dari munculnya berbagai regulasi "aneh" dan sarat pesanan itu. Apalagi kalau bukan penggembosan dari pihak atau provinsi tertentu untuk menjegal ambisi mengejar target juara.
Bagaimana tidak kalau sebagian besar cabor-cabor yang menjadi andalan lumbung medali emas, nomor pertandingannya dipangkas. Kemudian nomor pertandingan bukan milik Jatim diperbanyak dengan keputusan sepihak.
KONI Jatim juga tidak tinggal diam dan telah melakukan berbagai upaya untuk merusak skenario "busuk" tersebut, kendati sejauh ini hasilnya memang belum maksimal.
Di tengah perjuangan mengikis faktor nonteknis, KONI Jatim juga terus memantapkan persiapan teknis para atlet yang akan berlaga di PON 2012, termasuk memperbanyak "try out" ke luar negeri dan mendatangkan pelatih asing.
Selain itu, strategi "perang" dan kekuatan untuk melawan musuh juga telah disusun guna memuluskan target juara. Empat tahun lalu, banyak daerah pesaing yang tidak percaya kalau Jatim bisa merebut juara umum, karena sebelumnya terpuruk pada PON 2004 di Sumatera Selatan.
Mereka (terutama DKI Jakarta) sangat terkejut ketika atlet-atlet Jatim yang sebenarnya tidak begitu diperhitungkan, tapi justru tampil perkasa dengan menguasai perolehan emas di sejumlah cabor dan merebut juara umum dengan total 139 medali emas.
Pada PON ke-18 di Riau, tekad untuk merebut kembali gelar juara umum telah dicanangkan atlet-atlet Jatim. Mereka sadar ada faktor nonteknis yang kini sedang dan akan dihadapi, tapi strategi perlawanan sudah pasti telah disiapkan. Salah satunya semangat "bonek" untuk tidak pernah menyerang sampai tujuan akhir tercapai. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012