Polisi Air (Polair) Polres Pamekasan, Jawa Timur kini mulai menggencarkan patroli gabungan menyusul banyaknya kejadian kriminal di perairan selat Madura oleh oknum nelayan setempat.
"Selain dalam rangka penegakan hukum atas kejadian kriminal di tengah laut, patroli gabungan ini juga dimaksudkan untuk memberikan perlindungan dan pengayoman," kata Kasi Humas Polres Pamekasan AKP Sri Sugiharto di Pamekasan, Jawa Timur, Rabu.
Patroli gabungan oleh Polair Polres Pamekasan kali ini juga melibatkan petugas dari Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Branta, TNI AL dan Koramil 0826 Tlanakan, Pamekasan.
Menurut Sugiharto, tim juga melakukan pemeriksaan pada kapal-kapal nelayan yang melakukan penangkapan ikan, memeriksa dokumen kelengkapan kapal, serta kemungkinan adanya bahan peledak yang dibawa oleh nelayan.
"Jadi, sasaran pemeriksaan yang kami lakukan adalah kelengkapan dokumen kapal, muatan, atau barang yang dicurigai sebagai alat untuk melakukan tindak pidana di perairan," katanya.
Tidak hanya itu tim patroli juga memberikan imbauan agar para nelayan berhati-hati saat melakukan aktivitas di laut.
“Perhatikan keadaan cuaca selalu siapkan alat keselamatan sebelum memulai aktivitas agar terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan," kata Kasi Humas Polres Pamekasan yang bergabung dengan tim dalam kegiatan patroli gabungan yang digelar oleh Polair Polres Pamekasan itu.
Dalam kegiatan itu juga tim Patroli menyampaikan apabila mengetahui indikasi tindak pidana kriminal di wilayah perairan Pamekasan agar segera menghubungi Satuan Polair Polres Pamekasan.
Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Pemkab Pamekasan, jenis kasus kriminal yang sering terjadi di tengah laut oleh oknum nelayan selama ini adalah penggunaan bom ikan.
Pola penangkapan ikan yang terlarang karena berpotensi merusak ekosistem laut dan terumbu karang tersebut sering dilakukan oleh nelayan pagan.
"Kami sudah sering mengingatkan para nelayan di Pamekasan ini, akan tetapi masih saja ada yang menggunakan cara-cara yang tidak baik saat menangkap ikan," kata Kepala DKP Pemkab Pamekasan Abdul Fata.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Selain dalam rangka penegakan hukum atas kejadian kriminal di tengah laut, patroli gabungan ini juga dimaksudkan untuk memberikan perlindungan dan pengayoman," kata Kasi Humas Polres Pamekasan AKP Sri Sugiharto di Pamekasan, Jawa Timur, Rabu.
Patroli gabungan oleh Polair Polres Pamekasan kali ini juga melibatkan petugas dari Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Branta, TNI AL dan Koramil 0826 Tlanakan, Pamekasan.
Menurut Sugiharto, tim juga melakukan pemeriksaan pada kapal-kapal nelayan yang melakukan penangkapan ikan, memeriksa dokumen kelengkapan kapal, serta kemungkinan adanya bahan peledak yang dibawa oleh nelayan.
"Jadi, sasaran pemeriksaan yang kami lakukan adalah kelengkapan dokumen kapal, muatan, atau barang yang dicurigai sebagai alat untuk melakukan tindak pidana di perairan," katanya.
Tidak hanya itu tim patroli juga memberikan imbauan agar para nelayan berhati-hati saat melakukan aktivitas di laut.
“Perhatikan keadaan cuaca selalu siapkan alat keselamatan sebelum memulai aktivitas agar terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan," kata Kasi Humas Polres Pamekasan yang bergabung dengan tim dalam kegiatan patroli gabungan yang digelar oleh Polair Polres Pamekasan itu.
Dalam kegiatan itu juga tim Patroli menyampaikan apabila mengetahui indikasi tindak pidana kriminal di wilayah perairan Pamekasan agar segera menghubungi Satuan Polair Polres Pamekasan.
Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Pemkab Pamekasan, jenis kasus kriminal yang sering terjadi di tengah laut oleh oknum nelayan selama ini adalah penggunaan bom ikan.
Pola penangkapan ikan yang terlarang karena berpotensi merusak ekosistem laut dan terumbu karang tersebut sering dilakukan oleh nelayan pagan.
"Kami sudah sering mengingatkan para nelayan di Pamekasan ini, akan tetapi masih saja ada yang menggunakan cara-cara yang tidak baik saat menangkap ikan," kata Kepala DKP Pemkab Pamekasan Abdul Fata.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024