Ketua Ukhuwah Musholla dan Masjid (UMM) Kuta Selatan, Bali, Satrio Wibowo, menilai Majelis Subuh GenZI (MSG) dan Badan Usaha Milik Masjid (BUMM) Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) memiliki manajemen yang baik, terutama dalam menggaet anak muda atau milenial.
"Dari Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, kami telah belajar tentang upaya masjid menggaet anak-anak muda ke masjid melalui berbagai kegiatan di luar/halaman masjid, tapi kami mendengar Masjid Al-Akbar juga mempunyai kegiatan untuk Generasi Z Islami (GenZI) dan juga ada badan usaha milik masjid (BUMM), kami ingin belajar soal itu," ujar Satrio dalam keterangannya di Surabaya, Minggu.
Dalam kegiatan tersebut, pihaknya mengajak 80 orang takmir dari 27 mushalla atau masjid di Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
"Ini kegiatan 'masjid to masjid' yang dilakukan UMM Kuta Selatan yang menaungi 27 mushalla/masjid, enam di antaranya merupakan masjid dengan khadimul/pelayan masjid atau takmir dari kalangan NU, Muhammadiyah, Persis, LDII," ucapnya.
Sementara itu, Ketua BPP MAS KHM Sudjak menjelaskan pihaknya memang berusaha ramah kepada anak-anak GenZI, bapak-bapak lansia dan emak-emak Muslimah, bahkan ramah juga kepada non Muslim asalkan berpakaian sopan di masjid.
"Asal jangan kayak non Muslim di Pantai Kuta (Bali) yang godaannya akbar, bukan kayak non Muslim yang datang ke Masjid Al Akbar ini. Tapi, Muslim di Bali sangat luar biasa dalam ukhuwah, terutama dengan pemeluk Hindu, Kristen, Buddha dan Konghucu yang ada di sana," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kasi Ibadah dan Dakwah, Bidang Imarah MAS Abd Choliq Idris mengatakan BPP MAS berusaha mengelola masjid dengan manajemen modern yang buka hanya satu jam saat shalat saja, lalu tutup lagi, tapi di sisi lain buka hampir 24 jam dan juga melakukan dakwah di dunia digital.
"Kami melakukan dakwah daring dengan membuat studio digital dan mengembangkan Al-Akbar TV. Selain itu, kami juga mengikuti perkembangan zaman terkait bonus demografi hingga 70 persen anak-anak muda, karena itu sejak dua tahun ini ada Majelis Subuh GenZI, serta pelatihan dakwah dan entrepreneurship digital untuk GenZI," ujarnya.
Choliq menjelaskan, untuk Majelis Subuh GenZI, pihaknya menyesuaikan kebutuhan anak-anak muda dengan mengundang penceramah milenial seperti Hannan Attaki, gus Kautsar, ustadz Syam, Ning Umi Laila dan sebagainya.
"Untuk bulan Juli, kami mengundang Ning Imaz dan Gus Rifqil pada 14 Juli 2024 subuh," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Dari Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, kami telah belajar tentang upaya masjid menggaet anak-anak muda ke masjid melalui berbagai kegiatan di luar/halaman masjid, tapi kami mendengar Masjid Al-Akbar juga mempunyai kegiatan untuk Generasi Z Islami (GenZI) dan juga ada badan usaha milik masjid (BUMM), kami ingin belajar soal itu," ujar Satrio dalam keterangannya di Surabaya, Minggu.
Dalam kegiatan tersebut, pihaknya mengajak 80 orang takmir dari 27 mushalla atau masjid di Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
"Ini kegiatan 'masjid to masjid' yang dilakukan UMM Kuta Selatan yang menaungi 27 mushalla/masjid, enam di antaranya merupakan masjid dengan khadimul/pelayan masjid atau takmir dari kalangan NU, Muhammadiyah, Persis, LDII," ucapnya.
Sementara itu, Ketua BPP MAS KHM Sudjak menjelaskan pihaknya memang berusaha ramah kepada anak-anak GenZI, bapak-bapak lansia dan emak-emak Muslimah, bahkan ramah juga kepada non Muslim asalkan berpakaian sopan di masjid.
"Asal jangan kayak non Muslim di Pantai Kuta (Bali) yang godaannya akbar, bukan kayak non Muslim yang datang ke Masjid Al Akbar ini. Tapi, Muslim di Bali sangat luar biasa dalam ukhuwah, terutama dengan pemeluk Hindu, Kristen, Buddha dan Konghucu yang ada di sana," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kasi Ibadah dan Dakwah, Bidang Imarah MAS Abd Choliq Idris mengatakan BPP MAS berusaha mengelola masjid dengan manajemen modern yang buka hanya satu jam saat shalat saja, lalu tutup lagi, tapi di sisi lain buka hampir 24 jam dan juga melakukan dakwah di dunia digital.
"Kami melakukan dakwah daring dengan membuat studio digital dan mengembangkan Al-Akbar TV. Selain itu, kami juga mengikuti perkembangan zaman terkait bonus demografi hingga 70 persen anak-anak muda, karena itu sejak dua tahun ini ada Majelis Subuh GenZI, serta pelatihan dakwah dan entrepreneurship digital untuk GenZI," ujarnya.
Choliq menjelaskan, untuk Majelis Subuh GenZI, pihaknya menyesuaikan kebutuhan anak-anak muda dengan mengundang penceramah milenial seperti Hannan Attaki, gus Kautsar, ustadz Syam, Ning Umi Laila dan sebagainya.
"Untuk bulan Juli, kami mengundang Ning Imaz dan Gus Rifqil pada 14 Juli 2024 subuh," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024