Akademisi Universitas Udayana (Unud), Bali, Prof Dr I Wayan Suardana menjabarkan ciri-ciri fisik hewan kurban yang dapat diamati masyarakat untuk memastikan kesehatan hewan sebelum disembelih.
"Untuk memastikan hewan kurban itu sehat, perlu dilakukan pemeriksaan antemortem dan postmortem," kata Prof Dr I Wayan Suardana di Denpasar, Minggu.
Guru Besar Tetap Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Fakultas Kedokteran Hewan Unud itu menjabarkan ciri fisik utama yang dapat diperhatikan masyarakat untuk antemortem di antaranya hewan kurban tersebut lincah dalam bergerak.
Selanjutnya, dari organ tubuh pada mata hewan kurban itu tidak ada cairan, dan cuping hidung agak basah atau tidak kering.
Kemudian, untuk pernafasan atau respirasi sekitar 25-35 kali per menit misalnya untuk hewan kurban sapi dan ciri lain yang dapat diamati adalah frekuensi pulsus (denyut) sekitar 90 kali per menit.
Selain itu, suhu tubuh hewan kurban sapi yang sehat sekitar 37-39 derajat celsius.
Tak hanya itu, Wayan Suardana juga menjelaskan ciri fisik lainnya yang bisa diamati yakni hewan kurban jantan yang sehat (tidak cacat) yakni memiliki dua testis dengan ukuran yang sama.
Sedangkan untuk pemeriksaan postmortem, lanjut dia, setelah hewan kurban disembelih, masyarakat perlu memperhatikan organ di dalam tubuh hewan kurban.
Di antaranya kelainan adanya cacing pada organ hati, jantung dan ginjal.
"Perlu dilihat perubahan organ misalnya hati ada perubahan, ada cacingnya, jantung dan ginjal juga perlu diperhatikan. Kalau seandainya pemeriksaan postmortem ada kelainan yang sifatnya krusial itu bisa misalnya organ itu dibuang," ucapnya.
Sementara itu, untuk pengolahan daging kurban, dokter hewan (drh) I Nyoman Sunita menekankan higienitas di antaranya daging masak matang serta menerapkan prinsip aman, sehat, utuh dan halal (Asuh).
Ia menjelaskan Asuh tersebut yakni aman dari bibit penyakit, sehat mengandung zat bermanfaat bagi kesehatan, utuh yaitu tidak dicampur dengan bagian lain dari olahan hewan tersebut dan halal
"Setelah penyembelihan baiknya daging dipotong dengan ukuran yang kecil dan langsung disimpan untuk dibekukan tanpa dicuci. Saat akan dimasak baru dianjurkan, untuk dicuci hingga bersih dan dimasak matang," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Untuk memastikan hewan kurban itu sehat, perlu dilakukan pemeriksaan antemortem dan postmortem," kata Prof Dr I Wayan Suardana di Denpasar, Minggu.
Guru Besar Tetap Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Fakultas Kedokteran Hewan Unud itu menjabarkan ciri fisik utama yang dapat diperhatikan masyarakat untuk antemortem di antaranya hewan kurban tersebut lincah dalam bergerak.
Selanjutnya, dari organ tubuh pada mata hewan kurban itu tidak ada cairan, dan cuping hidung agak basah atau tidak kering.
Kemudian, untuk pernafasan atau respirasi sekitar 25-35 kali per menit misalnya untuk hewan kurban sapi dan ciri lain yang dapat diamati adalah frekuensi pulsus (denyut) sekitar 90 kali per menit.
Selain itu, suhu tubuh hewan kurban sapi yang sehat sekitar 37-39 derajat celsius.
Tak hanya itu, Wayan Suardana juga menjelaskan ciri fisik lainnya yang bisa diamati yakni hewan kurban jantan yang sehat (tidak cacat) yakni memiliki dua testis dengan ukuran yang sama.
Sedangkan untuk pemeriksaan postmortem, lanjut dia, setelah hewan kurban disembelih, masyarakat perlu memperhatikan organ di dalam tubuh hewan kurban.
Di antaranya kelainan adanya cacing pada organ hati, jantung dan ginjal.
"Perlu dilihat perubahan organ misalnya hati ada perubahan, ada cacingnya, jantung dan ginjal juga perlu diperhatikan. Kalau seandainya pemeriksaan postmortem ada kelainan yang sifatnya krusial itu bisa misalnya organ itu dibuang," ucapnya.
Sementara itu, untuk pengolahan daging kurban, dokter hewan (drh) I Nyoman Sunita menekankan higienitas di antaranya daging masak matang serta menerapkan prinsip aman, sehat, utuh dan halal (Asuh).
Ia menjelaskan Asuh tersebut yakni aman dari bibit penyakit, sehat mengandung zat bermanfaat bagi kesehatan, utuh yaitu tidak dicampur dengan bagian lain dari olahan hewan tersebut dan halal
"Setelah penyembelihan baiknya daging dipotong dengan ukuran yang kecil dan langsung disimpan untuk dibekukan tanpa dicuci. Saat akan dimasak baru dianjurkan, untuk dicuci hingga bersih dan dimasak matang," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024