Puluhan orang pengawas kelurahan dan desa (PKD) Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Situbondo, Jawa Timur mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi nasi kotak saat mengikuti bimbingan teknis sebagai pengawas pemilu tingkat kelurahan/desa.
Ketua Bawaslu Kabupaten Situbondo Ahmad Faridl Ma'ruf di Situbondo, Kamis, menyebutkan puluhan pengawas kelurahan dan desa mengalami pusing, muntah-muntah, setelah mereka mengonsumsi nasi kotak di salah satu hotel yang menjadi tempat pelaksanaan bimbingan teknis pada Rabu (12/6) kemarin.
"Jumlah PKD yang diduga keracunan makanan nasi kotak sesuai datang yang diterima kami sudah ada 78 orang yang mengeluh menggigil, pusing, mual, dan mencret," katanya.
Menurut Faridl, bimbingan teknis pengawas kelurahan dan desa yang dilaksanakan pada Rabu (12/6) diikuti oleh sebanyak 136 orang menyantap nasi kotak dari hotel yang menjadi tempat bimbingan teknis.
Dari 136 pengawas kelurahan dan desa itu, lanjut ia, sebagian besar mengonsumsi nasi kotak, namun ada pula tidak mengalami pusing dan mual karena tak mengonsumsi nasi kotak tersebut.
Hingga saat ini, puluhan korban dugaan keracunan nasi kotak masih menjalani perawatan di sejumlah puskesmas, di antaranya Puskesmas Panji, Puskesmas Klampokan dan di Rumah Sakit Mitra Sehat.
"Laporan yang sampai ke saya ada yang hamil dan mengeluhkan sakit perut, mual dan muntah. Posisi saat ini berada di RSD Asembagus," ujar Faridl.
Ia menegaskan bahwa Bawaslu sudah meminta pertanggungjawaban atas peristiwa ini dan menekankan kepada pihak hotel menanggung semua biaya pengobatan, baik yang rawat jalan maupun rawat inap.
Sementara itu, pihak hotel yang menjadi tempat bimbingan teknis pengawas kelurahan dan desa belum berhasil dikonfirmasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Ketua Bawaslu Kabupaten Situbondo Ahmad Faridl Ma'ruf di Situbondo, Kamis, menyebutkan puluhan pengawas kelurahan dan desa mengalami pusing, muntah-muntah, setelah mereka mengonsumsi nasi kotak di salah satu hotel yang menjadi tempat pelaksanaan bimbingan teknis pada Rabu (12/6) kemarin.
"Jumlah PKD yang diduga keracunan makanan nasi kotak sesuai datang yang diterima kami sudah ada 78 orang yang mengeluh menggigil, pusing, mual, dan mencret," katanya.
Menurut Faridl, bimbingan teknis pengawas kelurahan dan desa yang dilaksanakan pada Rabu (12/6) diikuti oleh sebanyak 136 orang menyantap nasi kotak dari hotel yang menjadi tempat bimbingan teknis.
Dari 136 pengawas kelurahan dan desa itu, lanjut ia, sebagian besar mengonsumsi nasi kotak, namun ada pula tidak mengalami pusing dan mual karena tak mengonsumsi nasi kotak tersebut.
Hingga saat ini, puluhan korban dugaan keracunan nasi kotak masih menjalani perawatan di sejumlah puskesmas, di antaranya Puskesmas Panji, Puskesmas Klampokan dan di Rumah Sakit Mitra Sehat.
"Laporan yang sampai ke saya ada yang hamil dan mengeluhkan sakit perut, mual dan muntah. Posisi saat ini berada di RSD Asembagus," ujar Faridl.
Ia menegaskan bahwa Bawaslu sudah meminta pertanggungjawaban atas peristiwa ini dan menekankan kepada pihak hotel menanggung semua biaya pengobatan, baik yang rawat jalan maupun rawat inap.
Sementara itu, pihak hotel yang menjadi tempat bimbingan teknis pengawas kelurahan dan desa belum berhasil dikonfirmasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024