Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) memastikan inflasi di wilayah tersebut dalam kondisi terkendali menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah pada 17 Juni 2024.

Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Wahyu Hidayat di Kota Malang, Selasa  mengatakan bahwa meskipun pada Mei 2024 Kota Malang mengalami deflasi 0,08 persen, TPID Kota Malang diminta tetap mewaspadai fluktuasi harga menjelang Idul Adha.

"Meskipun saat ini kita deflasi tapi kami akan tetap pantau fluktuasinya. Kami lakukan intervensi, melalui sembilan langkah, memang pada Mei 2024 statusnya deflasi," kata Wahyu.

Wahyu menjelaskan, sembilan upaya yang disiapkan Pemerintah Kota Malang untuk intervensi apabila terjadi fluktuasi harga tersebut di antaranya adalah pemantauan harga dan stok, rapat teknis TPID, menjaga pasokan bahan pokok penting, dan pencanangan gerakan menanam.

Selain itu, lanjutnya, melaksanakan operasi pasar murah maupun sidak pasar, melakukan koordinasi dengan daerah produsen, realisasi Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk pengendalian inflasi, serta pemberian bantuan transportasi dari APBD.

Ia menambahkan, pada Mei 2024 Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,08 persen. Deflasi tersebut terjadi akibat berbagai intervensi yang dilakukan TPID Kota Malang dan bukan dikarenakan daya beli masyarakat yang melemah.

"Bukan karena daya beli rendah. Ini sudah kami bahas dengan TPID. Sudah ada analisa, kami melibatkan BI, OJK, Bulog, BPS. Memang deflasi terjadi karena intervensi kita. Harapannya, jika terjadi inflasi kami berangkatnya bukan dari nol tapi dari minus," tambahnya.

Di sisi lain, lanjutnya, menjelang Hari Raya Idul Adha,  bawang merah masih menjadi salah satu komoditas yang perlu diwaspadai kenaikan harganya. Pemerintah memprediksi akan ada kenaikan harga komoditas bawang merah menjelang Hari Raya Idul Adha.

"Yang menjadi pembahasan adalah bawang merah. Bawang merah ini diprediksi akan menjadi tinggi, kaitannya kita akan menghadapi Idul Adha," katanya.

Dalam upaya menekan kenaikan harga komoditas penting tersebut, Pemerintah Kota Malang telah melakukan kerja sama antardaerah seperti wilayah Probolinggo untuk memenuhi pasokan bawang merah di Kota Malang.

Komoditas bawang merah yang berasal dari wilayah Probolinggo tersebut,  akan didistribusikan ke pasar-pasar rakyat yang ada di wilayah Kota Malang. Diharapkan, dengan langkah tersebut mampu menekan harga komoditas bawang merah di Kota Malang.

"Untuk bawang merah kondisi masih aman karena salah satunya kami sudah kerja sama dengan Probolinggo. Bawang merah sudah, kami stok bawang yang di sana. Kami mengantisipasi," katanya.

Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, harga rata-rata komoditas bawang merah di Kota Malang saat ini berada pada kisaran Rp40.000 hingga Rp50.000 per kilogram.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat pada Mei 2024, deflasi sebesar 0,08 persen di Kota Malang terjadi akibat penurunan harga beras 5,41 persen dan memberikan andil 0,22 persen.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024