Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno mengaku terkesan dan memuji penanganan HIV/AIDS di wilayah setempat.
Hal itu dia utarakan usai berkunjung dan berdialog dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Tulungagung, Kamis.
Dia mengaku salut, karena banyak penderita AIDS di Kabupaten Tulungagung yang memiliki kesadaran cukup baik dan sudah mulai terbuka.
"Artinya slogan Tulungagung Tanpa Stigma sudah membumi, bahwa AIDS itu bukan dijauhi tapi didekati dan diobati," kata Heru.
Sebagai bentuk keseriusan Pemkab dalam menangani AIDS, Pemkab Tulungagung secara rutin menggelontorkan dana hibah ratusan juta melalui KPA.
Tahun 2023 pihaknya menggelontorkan Rp350 juta. Tahun 2024 dari APBD murni dianggarkan sebesar Rp250 juta dan akan ditambah pada APBD perubahan 2024. "Setidaknya nanti sama dengan tahun sebelumnya," katanya.
Pihaknya juga mempermudah pasien AIDS mendapatkan perawatan dan pengobatan melalui seluruh fasilitas kesehatan milik pemkab dan fasilitas kesehatan swasta. "Kami ada RSUD dr. Iskak, puskesmas dan RS swasta," ujarnya.
Sekretaris KPA Kabupaten Tulungagung, Ifada Nur Rohmania jelaskan ada peningkatan kasus AIDS di tahun 2024. Peningkatan didominasi oleh usia produktif, 15-24 tahun.
"Tahun 2023 tercatat 398 usia produktif yang terinfeksi HIV, tahun 2024 meningkat menjadi 424," jelas Ifada.
Ifada menyebut rerata penyebab usia remaja terkena HIV akibat kurangnya komunikasi dan kasih sayang orang tua terhadap anak.
Pihaknya kini tengah fokus bagaimana cara memutus munculnya kasus baru, yaitu dengan memberikan edukasi kepada anak dan orang tua.
"Jadi anak tidak mendapat perhatian dari orang tua, saat puber dia mendapat perhatian dari temannya dan melakukan hubungan seks bebas," jelasnya.
Hingga Mei 2024 ini secara kumulatif ada 3.829 kasus AIDS di Kabupaten Tulungagung. Pihaknya akan terus melakukan penanganan AIDS untuk mencapai zero case AIDS di tahun 2030.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Hal itu dia utarakan usai berkunjung dan berdialog dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Tulungagung, Kamis.
Dia mengaku salut, karena banyak penderita AIDS di Kabupaten Tulungagung yang memiliki kesadaran cukup baik dan sudah mulai terbuka.
"Artinya slogan Tulungagung Tanpa Stigma sudah membumi, bahwa AIDS itu bukan dijauhi tapi didekati dan diobati," kata Heru.
Sebagai bentuk keseriusan Pemkab dalam menangani AIDS, Pemkab Tulungagung secara rutin menggelontorkan dana hibah ratusan juta melalui KPA.
Tahun 2023 pihaknya menggelontorkan Rp350 juta. Tahun 2024 dari APBD murni dianggarkan sebesar Rp250 juta dan akan ditambah pada APBD perubahan 2024. "Setidaknya nanti sama dengan tahun sebelumnya," katanya.
Pihaknya juga mempermudah pasien AIDS mendapatkan perawatan dan pengobatan melalui seluruh fasilitas kesehatan milik pemkab dan fasilitas kesehatan swasta. "Kami ada RSUD dr. Iskak, puskesmas dan RS swasta," ujarnya.
Sekretaris KPA Kabupaten Tulungagung, Ifada Nur Rohmania jelaskan ada peningkatan kasus AIDS di tahun 2024. Peningkatan didominasi oleh usia produktif, 15-24 tahun.
"Tahun 2023 tercatat 398 usia produktif yang terinfeksi HIV, tahun 2024 meningkat menjadi 424," jelas Ifada.
Ifada menyebut rerata penyebab usia remaja terkena HIV akibat kurangnya komunikasi dan kasih sayang orang tua terhadap anak.
Pihaknya kini tengah fokus bagaimana cara memutus munculnya kasus baru, yaitu dengan memberikan edukasi kepada anak dan orang tua.
"Jadi anak tidak mendapat perhatian dari orang tua, saat puber dia mendapat perhatian dari temannya dan melakukan hubungan seks bebas," jelasnya.
Hingga Mei 2024 ini secara kumulatif ada 3.829 kasus AIDS di Kabupaten Tulungagung. Pihaknya akan terus melakukan penanganan AIDS untuk mencapai zero case AIDS di tahun 2030.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024