Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, pada tahun ini mengalokasikan anggaran sekitar Rp10 miliar dari Dana Bagi Hasil Cukai hasil Tembakau (DBHCHT) untuk program "Sehat Gratis" atau Sehati.
Program Sehati merupakan layanan kesehatan gratis berbasis KTP elektronik dan menjadi salah satu program prioritas Bupati Situbondo Karna Suswandi dan Wakil Bupati Khoirani.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo dr. Sandy Hendrayono di Situbondo, Senin, mengatakan program Sehati terbukti efektif dalam memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang belum tercatat sebagai penerima Kartu Indonesia Sehat (KIS).
"Pada tahun anggaran 2024 Pemkab Situbondo mengalokasikan anggaran sekitar Rp10 miliar untuk program prioritas Pak Bupati Karna Suswandi dan Wabup Nyai Khoirani di sektor kesehatan," katanya.
Menurut dr. Sandy, anggaran yang bersumber dari DBHCHT Rp10 miliar ini mampu mengakomodir sekitar 6.000 pasien.
"Program Sehati ini bentuk kepedulian Pak Bupati dan Wabup kepada masyarakat Situbondo yang kurang mampu dari sisi ekonomi," ujarnya.
Data diperoleh ANTARA, program Sehat Gratis berbasis KTP elektronik ini mencakup pelayanan kesehatan rawat jalan, pelayanan rawat inap dan pelayanan kegawatdaruratan, pelayanan ambulans, obat dan bahan medis, penunjang diagnostik, transfusi darah, serta rawat sehari.
Pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap di puskesmas dibiayai sepenuhnya dan pelayanan di RSUD dengan ketentuan perawatan di ruang kelas III dibiayai maksimal Rp10 juta, sedangkan pelayanan di RS luar daerah dibiayai sesuai dengan perjanjian kerja sama.
Program Sehati hadir untuk memangkas persyaratan yang terlalu birokratis, memudahkan masyarakat miskin mendapatkan pelayanan kesehatan gratis, rawat inap maupun rawat jalan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Program Sehati merupakan layanan kesehatan gratis berbasis KTP elektronik dan menjadi salah satu program prioritas Bupati Situbondo Karna Suswandi dan Wakil Bupati Khoirani.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo dr. Sandy Hendrayono di Situbondo, Senin, mengatakan program Sehati terbukti efektif dalam memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang belum tercatat sebagai penerima Kartu Indonesia Sehat (KIS).
"Pada tahun anggaran 2024 Pemkab Situbondo mengalokasikan anggaran sekitar Rp10 miliar untuk program prioritas Pak Bupati Karna Suswandi dan Wabup Nyai Khoirani di sektor kesehatan," katanya.
Menurut dr. Sandy, anggaran yang bersumber dari DBHCHT Rp10 miliar ini mampu mengakomodir sekitar 6.000 pasien.
"Program Sehati ini bentuk kepedulian Pak Bupati dan Wabup kepada masyarakat Situbondo yang kurang mampu dari sisi ekonomi," ujarnya.
Data diperoleh ANTARA, program Sehat Gratis berbasis KTP elektronik ini mencakup pelayanan kesehatan rawat jalan, pelayanan rawat inap dan pelayanan kegawatdaruratan, pelayanan ambulans, obat dan bahan medis, penunjang diagnostik, transfusi darah, serta rawat sehari.
Pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap di puskesmas dibiayai sepenuhnya dan pelayanan di RSUD dengan ketentuan perawatan di ruang kelas III dibiayai maksimal Rp10 juta, sedangkan pelayanan di RS luar daerah dibiayai sesuai dengan perjanjian kerja sama.
Program Sehati hadir untuk memangkas persyaratan yang terlalu birokratis, memudahkan masyarakat miskin mendapatkan pelayanan kesehatan gratis, rawat inap maupun rawat jalan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024