Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendorong para nelayan melakukan diversifikasi pangan sebagai salah satu alternatif meningkatkan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir.
"Selain menangkap dan menjual hasil tangkapannya, nelayan kami dorong melakukan diversifikasi pangan, mengolah ikan menjadi berbagai produk turunannya seperti nugget, bakso, kerupuk, dendeng, balado ikan, dan banyak lainnya," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Jumat.
Pemkab Banyuwangi telah menggulirkan berbagai program yang menyasar masyarakat pesisir dan ibu-ibu nelayan, seperti pelatihan membuat produk olahan ikan, seperti nugget, bakso, kerupuk, dendeng, dan balado ikan.
Selain itu, kata dia, pelatihan pemasaran secara daring sampai dengan manajemen pengelolaan keuangan.
"Kami berikan pelatihan dari hulu ke hilir, mulai pengolahan, pemasaran hingga pengelolaan keuangannya. Dengan kemampuan tersebut harapannya kesejahteraan nelayan Banyuwangi bisa semakin meningkat," ucapnya.
Menurut Ipuk, cara ini dapat membantu menjaga perekonomian nelayan.
"Ketika suami tidak bisa melaut karena cuaca ekstrem, ibu-ibu nelayan tetap memiliki sumber pendapatan dengan menjual produk olahan ikan yang mereka buat," katanya.
Sebelumnya, Bupati Ipuk menghadiri halalbihalal ratusan nelayan di Pantai Gumuk Kantong, Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar. Skitar 150 nelayan, perwakilan kelompok usaha bersama (KUB) nelayan, serta kelompok pengawas masyarakat (pokwasmas) nelayan se-Banyuwangi hadir dalam acara itu.
Dalam kesempatan itu, ia mengajak para nelayan menjaga kelestarian laut, kebersihan laut, dan lingkungan pesisir.
"Saat melaut nelayan bisa memungut sampah-sampah plastik yang ada di laut. Selain mengotori, sampah plastik ini sangat membahayakan ekosistem laut," kata Ipuk.
Istri MenPAN-RB Abdullah Azwar Anas tersebut juga meminta para nelayan melakukan praktik penangkapan ikan dengan cara yang ramah lingkungan.
"Jangan gunakan bom atau pukat harimau, karena ini sangat berbahaya dan dapat menghancurkan ekosistem laut. Bukan hanya stok ikan yang berkurang, terumbu karang juga akan mati, spesies ikonik laut yang lain juga bisa punah," tutur Ipuk.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Selain menangkap dan menjual hasil tangkapannya, nelayan kami dorong melakukan diversifikasi pangan, mengolah ikan menjadi berbagai produk turunannya seperti nugget, bakso, kerupuk, dendeng, balado ikan, dan banyak lainnya," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Jumat.
Pemkab Banyuwangi telah menggulirkan berbagai program yang menyasar masyarakat pesisir dan ibu-ibu nelayan, seperti pelatihan membuat produk olahan ikan, seperti nugget, bakso, kerupuk, dendeng, dan balado ikan.
Selain itu, kata dia, pelatihan pemasaran secara daring sampai dengan manajemen pengelolaan keuangan.
"Kami berikan pelatihan dari hulu ke hilir, mulai pengolahan, pemasaran hingga pengelolaan keuangannya. Dengan kemampuan tersebut harapannya kesejahteraan nelayan Banyuwangi bisa semakin meningkat," ucapnya.
Menurut Ipuk, cara ini dapat membantu menjaga perekonomian nelayan.
"Ketika suami tidak bisa melaut karena cuaca ekstrem, ibu-ibu nelayan tetap memiliki sumber pendapatan dengan menjual produk olahan ikan yang mereka buat," katanya.
Sebelumnya, Bupati Ipuk menghadiri halalbihalal ratusan nelayan di Pantai Gumuk Kantong, Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar. Skitar 150 nelayan, perwakilan kelompok usaha bersama (KUB) nelayan, serta kelompok pengawas masyarakat (pokwasmas) nelayan se-Banyuwangi hadir dalam acara itu.
Dalam kesempatan itu, ia mengajak para nelayan menjaga kelestarian laut, kebersihan laut, dan lingkungan pesisir.
"Saat melaut nelayan bisa memungut sampah-sampah plastik yang ada di laut. Selain mengotori, sampah plastik ini sangat membahayakan ekosistem laut," kata Ipuk.
Istri MenPAN-RB Abdullah Azwar Anas tersebut juga meminta para nelayan melakukan praktik penangkapan ikan dengan cara yang ramah lingkungan.
"Jangan gunakan bom atau pukat harimau, karena ini sangat berbahaya dan dapat menghancurkan ekosistem laut. Bukan hanya stok ikan yang berkurang, terumbu karang juga akan mati, spesies ikonik laut yang lain juga bisa punah," tutur Ipuk.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024