Bojonegoro - Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Subekti menyatakan, seyogyanya PT Kereta Api Indonesia (KAI), mengubah teknis pembangunan rel kereta api (KA) ganda, yang menggangu jaringan irigasi, karena bisa menenggelamkan areal pertanian seluas 700 hektare.
"Dari hasil pemantauan kami di lapangan, kalau PT KAI tidak mengubah teknis pembangunan rel KA ganda, ada sekitar 700 hektare areal pertanian yang terganggu, akibat pembangunan rel KA ganda, " kata Kepala Disperta Bojonegoro, Subekti, Rabu.
Ia menjelaskan, areal pertanian yang akan terganggu tersebut, lokasinya di sejumlah desa di Kecamatan Balen dan Sumberrejo. Di dua kecamatan itu, ada irigasi Pirang Kiri, Pirang Kanan dari sumber air di Ngunut, Kecamatan Dander dan jaringan irigasi Waduk Pacal.
Karena itu, ia mendesak, PT KAI, mengubah teknis pembangunan rel KA ganda, terutama di lokasi jaringan irigasi, dengan prinsip, tidak menggangu jaringan irigasi dengan tidak menambah bangunan apapun juga persis di saluran irigasi.
"Kalau harapan kami, PT KAI mengambil langkah mengubah teknis pembangunan di lokasi saluran irigasi, sebelum masalah muncul, " katanya, menjelaskan.
Subekti, mengaku, pihaknya, masih terus melakukan pendataan, secara rinci, kemungkinan areal pertanian yang terganggu akibat pembangunan rel KA ganda, di wilayah lainnya, tidak hanya di Kecamatan Balen dan Sumberrejo."Kami masih terus melakukan pendataan, " jelasnya.
Ia mengungkapkan, dengan terganggunya areal pertanian di wilayah setempat, misalnya atas tanaman padi, bisa mengakibatkan gagal panen. Alasannya, secara normal tanaman padi baik yang baru tanam maupun yang akan panen, kalau ditenggelamkan air selama tiga hari akan membusuk.
"Belum lagi gangguan, akibat tidak lancarnya air yang mengalir di saluran irigasi, karena dalam membangun pondasi jembatan lokasinya di saluran irigasi, " katanya, menjelaskan.
Ia menyayangkan, PT KAI tidak pernah melakukan koordinasi dengan pemkab, termasuk Dinas Pertanian, dalam pembangunan rel KA ganda. Ia mencontohkan, ketika pembangunan Sekolah Menengah Terpadu (SMT) di Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, yang didanai dari APBN, beberapa tahun lalu, juga ada koordinasi di lapangan.
Termasuk, tambahnya, pembangunan lokasi peternakan sapi di Kecamatan Kapas, sebelum dibangun juga dikoordinasikan dengan Disperta. Di lapangan, petugas pertanian memberikan gambaran, lokasi saluran irigasi pertanian yang tidak boleh terganggu, atau ditutup bangunan.
"Tapi, dalam pembangunan rel KA ganda ini, PT KAI juga kontraktor pelaksana, sama sekali tidak pernah melakukan koordinasi, " ujarnya.
Sebelum itu, Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Hirnowo melaporkan, dari hasil identifikasi yang dilakukan di sepanjang Bojonegoro ke arah Babat, Lamongan, ditemukan 12 saluran irigasi, juga sejumlah saluran drainase yang terganggu pembangunan rel KA ganda.
Secara teknis, jelasnya, dalam membangun jembatan, pondasinya berada persis di tengah saluran irigasi maupun drainase, sehingga mengakibatkan terganggunya kelancaran air.
"Dengan terganggunya aliran air, bisa menenggelamkan tanaman padi, juga tanaman lainnya yang ada di wilayah selatannya, " katanya menjelaskan. (*).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011