Bojonegoro - Bupati Bojonegoro Suyoto meminta Balai Besar Bengawan Solo di Solo Jateng, mengatasi penyumbatan aliran air Waduk Pacal, Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, akibat sedimentasi yang tidak mampu teratasi alat penyedot berkapasitas kecil yang ada. "Secara langsung Kepala Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jateng, sudah dihubungi diminta secepatnya mengatasi terjadinya penyumbatan sedimen di Waduk Pacal, " kata Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro, Bambang Budi Susanto, Rabu. Ia menjelaskan, dua hari yang lalu Bupati Bojonegoro Suyoto dengan jajaran Dinas Pengairan memantau pelaksanaan penyedotan sedimen yang menutup pintu pengeluaran dan pengurasan Waduk Pacal yang ditangani PT Jaya Etika Teknik Surabaya. Namun, menurut dia, dalam menangani penyedotan sedimen tersebut, peralatan yang dimanfaatkan terlalu kecil, sehingga kecil kemungkinan terjadinya penyumbatan sedimen, bisa teratasi. "Kami minta didatangkan peralatan berkapasitas besar, seperti yang pernah dimanfaatkan untuk mengatasi terjadinya penyumbatan sedimen pada 2010 lalu, " katanya menjelaskan. Balai Besar Bengawan Solo di Solo, lanjutnya, menjanjikan secepatnya mendatangkan peralatan yang bisa menyedot sekaligus menghancurkan sedimen atau endapan. Sebab, sedimen yang menyumbat dua pintu air yang berdiameter masing-masing 1,75 meter dan satu pintu pengurasan dengan panjang 2,10 meter, lebar 1,25 meter, tidak hanya lumpur tapi juga kayu dan bahan material lainnya. "Kalau sedimen hanya disedot dengan mesin kecil, jelas tidak berhasil, apalagi sedimen yang menutup ketebalannya mencapai sembilan meter lebih, " katanya. Bambang mengaku belum mengetahui kapan alat penyedot sedimen datang. Dari informasi yang diterima, Balai Besar Bengawan Solo sudah menunjuk kontraktor pelaksana sekaligus operator alat yang mampu menyedot sedimen empat meter kubik/detik . "Dalam beberapa hari ini kami akan melakukan pemantauan. Kalau harapan kami semakin cepat penyumbatan teratasi, semakin baik, " katanya menegaskan. Masih menurut Bambang, dengan teratasinya penyumbatan sedimen yang terjadi sejak 4 November lalu itu akan melegakan para petani di sepanjang daerah irigasinya yang berada di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Kapas, Balen dan Sumberrejo, yang kini sedang menanam padi. "Para petani memang belum membutuhkan air irigasi Waduk Pacal, karena bisa mendapatkan air hujan, " ucapnya. Secara terpisah, Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Hirnowo menjelaskan, penyumbatan di Waduk Pacal karena masuknya "luruhan" berbagai macam bahan pertanian yang dilakukan di waduk. Selain itu, lanjutnya, juga rusaknya sabuk hijau di kawasan Waduk Pacal dan sumbangan sedimen yang berasal dari warga di sejumlah dusun, di daerah hulu waduk. "Semua itu memberikan konstribusi sedimen yang masuk ke waduk, sebab berdasarkan perhitungan kami, besarnya sedimen, rata-rata mencapai 15 ribu meter kubik/tahun," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011