Pemerintah Kota Mojokerto, Jawa Timur, terus berupaya mencegah terjadinya penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) salah satunya melalui gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan kerja bakti secara massal di kota setempat.

Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro di Kota Mojokerto, Jumat, mengatakan dirinya memimpin kerja bakti yang berlangsung di Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.

"Kasus DBD Jawa Timur saat ini mengalami lonjakan dan cara paling efektif untuk menanggulangi DBD adalah dengan memperkuat pemberantasan sarang nyamuk. Untuk mencegah DBD diperlukan kesadaran dari semua pihak untuk terbiasa menanamkan budaya hidup bersih pada diri sendiri dan lingkungan masing-masing,” kata Mas Pj sapaan akrabnya.

Dalam kerja bakti massal ini yang menjadi target utama adalah membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk seperti barang-barang bekas yang sekiranya dapat menjadi tempat penampungan air hujan.

Baca juga: Batik Kota Mojokerto tampil di Indonesia Fashion Week 2024

"Kami berharap kerja bakti massal ini dapat menjadi titik balik untuk meningkatkan kesadaran seluruh warga Kota Mojokerto dalam bergotong-royong menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing, sehingga sudah tidak ada lagi tempat untuk jentik nyamuk berkembang biak," katanya.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DinkesP2KB) Kota Mojokerto, Farida Mariana menyampaikan kegiatan preventif PSN 3M Plus meliputi menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk,

"Sementara Plus-nya antara lain dengan melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan, menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk seperti lavender, serai, dan daun mint, memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air (1 rumah 1 jumantik), memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras serta meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup," tuturnya.

Terkait fogging atau pengasapan, Farida menegaskan bukan merupakan solusi terbaik untuk mencegah DBD, karena banyak efek samping dari pengasapan karena nyamuk semakin kebal sehingga lebih sulit untuk dibasmi dan hanya membunuh nyamuk dewasa, jentiknya masih hidup.

"Fogging juga mengakibatkan pencemaran lingkungan, di samping itu juga berbahaya bagi manusia, seperti karsinogenik penyebab kanker, merusak paru-paru, menurunkan sistem kekebalan tubuh bahkan dapat merusak gen dan kromosom pada janin sehingga janin rentan kecacatan," katanya.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024