Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur mengintruksikan kepada seluruh atlet agar tetap menjalani latihan selama Ramadhan, untuk menjaga kondisi menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh - Sumatera Utara.
Ketua KONI Jatim Muhammad Nabil mengatakan karena seorang atlet tidak boleh berhenti berlatih apapun kondisinya kecuali sakit atau cedera.
"Tetap harus latihan dengan porsi dan materi yang mungkin berubah. Tidak mungkin seorang atlet melakukan pemberhentian mendadak dan total karena akan terjadi penurunan kondisi dengan cepat," ucap Nabil dalam keterangannya di Surabaya, Rabu.
Selain itu, dirinya telah menginstruksikan agar tim monitoring dan evaluasi (monev) dari internal KONI untuk rutin mengunjungi cabang olahraga (cabor) melakukan pemantauan proses latihan.
"Nanti, monev masing-masing cabor akan melakukan pelaporan kepada tim Pembinaan dan Prestasi (Binpres), kalau ada penurunan itu pasti terjadi karena intensitas latihannya turun, tapi kondisi atlet tidak boleh drop. Kalau drop untuk mengembalikannya susah, harus dari awal lagi," ujarnya.
Oleh karena itu, setelah Lebaran nanti rencananya akan digelar kembali tes fisik, kesehatan, gizi, psikologi bagi seluruh cabor atau atlet yang masuk Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda).
"Tes fisik akan kami lakukan berkala untuk mengupgrade mereka. Kalau sudah bagus harus dipertahankan dan dibandingkan dengan prestasinya. Jangan sampai ada yang tidak nyambung antara tes fisik dengan prestasi," katanya.
Tes tersebut, dinilainya penting untuk dapat memantau kondisi kesehatan atlet agar dapat berlatih dengan maksimal, untuk hasil yang terbaik di PON XXI Aceh-Sumut.
"Tes kesehatan dilakukan semua atlet. Kalau tidak begini mau diapain atlet ini, kalau struktur ototnya kami tidak tahu, kesehatannya juga tidak tahu. Jadi, tes ini akan mempermudah Binpres dalam merancang atlet untuk berprestasi," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Ketua KONI Jatim Muhammad Nabil mengatakan karena seorang atlet tidak boleh berhenti berlatih apapun kondisinya kecuali sakit atau cedera.
"Tetap harus latihan dengan porsi dan materi yang mungkin berubah. Tidak mungkin seorang atlet melakukan pemberhentian mendadak dan total karena akan terjadi penurunan kondisi dengan cepat," ucap Nabil dalam keterangannya di Surabaya, Rabu.
Selain itu, dirinya telah menginstruksikan agar tim monitoring dan evaluasi (monev) dari internal KONI untuk rutin mengunjungi cabang olahraga (cabor) melakukan pemantauan proses latihan.
"Nanti, monev masing-masing cabor akan melakukan pelaporan kepada tim Pembinaan dan Prestasi (Binpres), kalau ada penurunan itu pasti terjadi karena intensitas latihannya turun, tapi kondisi atlet tidak boleh drop. Kalau drop untuk mengembalikannya susah, harus dari awal lagi," ujarnya.
Oleh karena itu, setelah Lebaran nanti rencananya akan digelar kembali tes fisik, kesehatan, gizi, psikologi bagi seluruh cabor atau atlet yang masuk Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda).
"Tes fisik akan kami lakukan berkala untuk mengupgrade mereka. Kalau sudah bagus harus dipertahankan dan dibandingkan dengan prestasinya. Jangan sampai ada yang tidak nyambung antara tes fisik dengan prestasi," katanya.
Tes tersebut, dinilainya penting untuk dapat memantau kondisi kesehatan atlet agar dapat berlatih dengan maksimal, untuk hasil yang terbaik di PON XXI Aceh-Sumut.
"Tes kesehatan dilakukan semua atlet. Kalau tidak begini mau diapain atlet ini, kalau struktur ototnya kami tidak tahu, kesehatannya juga tidak tahu. Jadi, tes ini akan mempermudah Binpres dalam merancang atlet untuk berprestasi," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024