Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya mencatat jumlah perputaran beras di Kios Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) berkisar di angka 100 ton per minggunya.

"Dan terus akan ditambah," kata Kepala Bidang Distribusi Dinkopdag Kota Surabaya Devie Afrianto melalui keterangan resmi, Rabu.

Devie menyebut Kios TPID yang saat ini berjumlah sembilan ke depannya akan ditambah untuk mempermudah masyarakat maupun pedagang mendapatkan beras dengan harga sesuai ketentuan.

"Jadi, masyarakat mendapat alternatif pilihan untuk membeli kebutuhan bahan pokok, terutama beras," ucapnya.

Dia memperkirakan harga beras mengalami penurunan pada bulan Maret 2024 karena sudah masa panen raya.

Ketersediaan yang melimpah di pasar memberikan dampak pada penurunan harga beras antara satu sampai dua bulan setelah panen raya. "Mungkin sekitar satu sampai dua bulan setelah Maret benar-benar normal," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Dwi Suryaning Endah Yanie menyebut kenaikan harga bahan pokok biasanya terjadi saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

"Karena kebutuhan akan bahan pangan meningkat sehingga permintaan tinggi dan kemungkinan suplai menurun. Itu yang membuat harga-harga meningkat, membuat daya beli masyarakat berkurang," kata Dwi.

Namun, kenaikan harga bahan pokok saat ini disebabkan oleh beberapa faktor pemicu yang muncul di tahun 2023.

"Karena pemicunya dampak cuaca ekstrem El Nino yang berkepanjangan. Ada juga dipicu oleh krisis global, ada perang, itu juga jadi pemicu," ucapnya.

Ketua Tim Kerja Pengendalian dan Distribusi Perekonomian Pemkot Surabaya Agung Supriyo Wibowo mengatakan sudah berkoordinasi dengan Bulog untuk menggelontor beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Harga beras SPHP per kilogram sebesar Rp10,900, masyarakat bisa mendapatkan komoditas tersebut, salah satunya di Kios TPID

"Memang di sana dibatasi harga maksimal per kilogram Rp10,900 untuk masyarakat umum dan Kios TPID juga melayani pedagang untuk dijual lagi," kata dia.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024