Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri memastikan bahwa alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang ada di dinas kesehatan dan seluruh puskesmas sesuai standar dan telah tertib ukur.

"Alhamdulillah semua alat tersebut di dinas kesehatan dan semua puskesmas sudah sesuai standar. Mereka juga tertib melaksanakan tera ulang melalui pihak ketiga yang difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Kota Kediri setiap bulan September atau Oktober," kata Kepala Disperdagin Kota Kediri Wahyu Kusuma Wardani, di Kediri, Selasa.

Ia mengatakan alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTTP) bisa dimanfaatkan juga untuk memantau tumbuh kembang balita. Alat ini juga membantu mengukur berat badan dari balita, sehingga turut serta mengetahui tumbuh dan kembang balita.

Jika ada temuan balita yang kondisi berat badannya tidak sesuai dengan seharusnya, pemerintah bisa segera membuat langkah untuk penanganannya. Dengan itu, sekaligus sebagai bagian dari menekan stunting.

Menurut dia, kegiatan ini bertujuan untuk mengimbau para peserta agar tertib ukur. Selain itu dalam sosialisasi disampaikan pula beberapa tips mengenai cara merawat alat UTTP agar tidak cepat rusak dan bisa digunakan dengan baik.

"Kami sampaikan pula kepada peserta jika menaruh alat UTTP jangan ditimpa dengan benda-benda lain, ditaruh ditempat yang teduh, jangan diletakkan di tempat yang miring dan dekat dengan alat-alat yang berbahaya lainnya," ujar dia.

Wahyu juga mengimbau seluruh instansi yang terkait agar melakukan tera ulang melalui Disperdagin Kota Kediri dengan berkirim surat. Tera ulang dilakukan tanpa dipungut biaya atau gratis. Dengan tertib melakukan tera ulang, alat UTTP yang ada di puskesmas bisa menjadi acuan untuk mengurangi angka stunting.

"Kami lakukan tera ulang pada alat ukur dan timbang yang digunakan di fasilitas kesehatan masyarakat. Hal ini tentunya untuk memastikan tidak ada kesalahan atau selisih untuk menimbang berat anak sehingga dapat menjadi acuan bagi orang tua dalam mencegah stunting," kata dia.

Sementara itu, salah satu peserta dari Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Mrican, Kota Kediri Mudawamah menyambut baik sosialisasi ini. Sesuai dengan masukan, pihaknya mengikuti arahan dari Disperdagin Kota Kediri untuk tertib melakukan tera.

"Alhamdulillah kami sudah rutin melakukan tera setiap tahun. Sosialisasi juga disampaikan bahwa untuk ke depan tera bisa dilaksanakan melalui Disperdagin dan ini akan kita koordinasikan dengan teman-teman di puskesmas," kata Mudawamah.

Di Kota Kediri hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting sudah bagus yaitu 14,3 persen, lebih rendah dibandingkan Jatim yang 19,2 persen dan nasional 21.6 persen. Di tahun 2023 prevalensi stunting Kota Kediri diharapkan bisa turun menjadi satu digit.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024