Taipeh (ANTARA/AFP) - Taiwan berencana mengirim sejumlah kapal angkatan laut ke wilayah perairan lepas pantai Somalia untuk melindungi kapal-kapal nelayan mereka dari serangan perompak, demikian dilaporkan media, Kamis. Satuan tugas itu -- yang terdiri dari sedikitnya satu kapal perang dan satu kapal pendukung logistik serta satu skwadron pasukan khusus -- diperkirakan berangkat paling cepat Sabtu, kata surat kabar United Evening News. Misi yang berlangsung sekitar dua bulan itu akan menghadapi tantangan logistik serius karena Taiwan tidak memiliki sekutu diplomatik di kawasan tersebut, kata koran itu. Ketika dihubungi AFP, juru bicara kementerian pertahanan David Lo menolak memberikan komentar. Seorang juru bicara kementerian luar negeri juga tidak bersedia memberikan pernyataan mengenai hal itu. Laporan itu tersiar setelah sebuah kapal nelayan Taiwan disergap oleh perompak di lepas pantai Nigeria timur sebelumnya bulan ini. Ke-28 pelaut "Chin Yi Wen" berhasil merebut kembali kapal dengan berat 290 ton itu dari tangan perompak. Tiga pelaut cedera ringan dalam insiden tersebut. Saat ini satu kapal nelayan Taiwan masih dikuasai perompak Somalia, kata dinas perikanan Taiwan. Perompak yang beroperasi di lepas pantai Somalia meningkatkan serangan pembajakan terhadap kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden meski angkatan laut asing digelar di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu sejak 2008. Menurut Ecoterra International, organisasi yang mengawasi kegiatan maritim di kawasan itu, sedikitnya 47 kapal asing dan lebih dari 500 pelaut hingga kini masih ditahan oleh perompak. Kapal-kapal perang asing berhasil menggagalkan sejumlah pembajakan dan menangkap puluhan perompak, namun serangan masih terus berlangsung. Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja. Angka tidak resmi menunjukkan 2009 sebagai tahun paling banyak perompakan di Somalia, dengan lebih dari 200 serangan -- termasuk 68 pembajakan yang berhasil -- dan uang tebusan diyakini melampaui 50 juta dolar. Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden. Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India. Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur. Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka. Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka. Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011