Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur mencatat jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) pada awal tahun 2024 mencapai 40 kasus yang tersebar di sejumlah kecamatan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo Sandy Hendrayono mengatakan 40 kasus demam berdarah dengue akibat gigitan nyamuk aedes aegypti itu terjadi pada periode 1-23 Januari 2024.

"Memang ada peningkatan kasus demam berdarah di setiap kecamatan pada musim hujan tahun ini," katanya di Situbondo, Kamis.

Ia menyebutkan puluhan kasus demam berdarah itu tersebar di sejumlah kecamatan, dan masing-masing kecamatan, warga yang terserang virus nyamuk itu antara lima sampai enam kasus.

Baca juga: Dinkes Situbondo catat ada 10 dokter spesialis dibiayai pemda

Menurut Sandy, ada beberapa kecamatan dengan penambahan kasus demam berdarah dengue yang cukup signifikan, yakni Kecamatan Situbondo, Panarukan, Besuki, Mlandingan, Asembagus, dan Kecamatan Banyuputih.

"Kasus demam berdarah ini menyebar di semua kecamatan, tapi ada kecamatan yang merupakan penambahan kasusnya lumayan tinggi," ujarnya.

Sandy menyampaikan kasus demam berdarah dengue bisa terus bertambah saat memasuki musim hujan, karena nyamuk aedes aegypti sangat cepat berkembang biak.

"Siklus demam berdarah muncul saat musim hujan, karena banyak genangan air dari sisa air hujan yang berpotensi nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak. Oleh karena itu, kami meminta kepada masyarakat untuk melakukan 3M Plus, yakni menguras, menutup, mengubur dan abatesasi," katanya.

Masyarakat diharapkan menguras kamar mandi minimal tiga hari sekali, menutup kaleng bekas atau lainnya yang bisa menjadi tempat genangan air.

Mengubur, yakni semua barang bekas yang berpotensi menjadi genangan air dan sarang nyamuk lebih baik dikubur, selanjutnya memberikan abate di bak air kamar mandi untuk membunuh larva nyamuk.

"Kami juga sudah siapkan dan mendistribusikan abate ke semua puskesmas atau bidan desa agar diberikan kepada masyarakat sekaligus sosialisasi menjaga kebersihan di rumah dan lingkungan," kata Sandy.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024