Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Manusia (Kanwilkumham) Jatim menyiagakan petugas di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) di Bandara Juanda saat tahun baru.
Kakanwil Kemenkumham Jatim Heni Yuwono dalam keterangannya di Sidoarjo, Jumat mengatakan selama sepekan terakhir (23-28/12/2023), Kanwil Kemenkumham Jatim mencatat ada 40.542 orang lalu lalang di gerbang internasional tersebut.
"Pada momen Natal dan tahun baru ini didominasi penumpang keberangkatan ke luar negeri dengan 22.122 orang, sedangkan kedatangan mencapai 18.420 orang," ujarnya.
Jumlah penumpang keberangkatan selama momen Natal ini didominasi penumpang warga negara Indonesia (WNI). Tujuannya ke negara-negara yang selama ini memang menjadi destinasi wisata dan religi yaitu Singapura, Malaysia dan Saudi Arabia.
"Selain wisata ke luar negeri, jemaah untuk umroh juga mendominasi WNI yang keluar negeri pada momen Natal dan tahun baru ini," ujarnya.
Sedangkan untuk kedatangan, mayoritas merupakan warga negara Tiongkok dengan tujuan wisata ke Bromo dilanjutkan ke Ijen.
"Mayoritas pulang dari Bali, melanjutkan ke Jawa Timur untuk ke Bromo dan Ijen," kata Heni.
Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jatim, Herdaus hari ini melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan publik pada Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Juanda.
Dalam kunjungannya, dia memastikan kesiapan gerbang internasional itu menghadapi lonjakan penumpang, baik yang berangkat maupun tiba dari luar negeri.
Herdaus didampingi oleh Kepala Bidang TPI Kanim Kelas I Khusus TPI Surabaya, Yudhistira Yudha Permana secara langsung meninjau sarana dan prasarana yang ada di TPI Juanda. Tujuannya adalah untuk memastikan semua fasilitas berfungsi dengan baik dan memenuhi standar yang ditetapkan.
"Karena tahun ini, jumlah perlintasan orang di TPI Juanda naik sangat signifikan dibanding tahun lalu," ujar Herdaus.
Pada tahun 2022, lanjut Herdaus, jumlah orang yang melintas baik kedatangan maupun keberangkatan mencapai 973.727 orang. Sedangkan pada 2023 ini, jumlahnya meningkat hingga dua kali lipat yaitu mencapai 2.151.393 orang.
"Ini menunjukkan bahwa Jawa Timur masih menjadi destinasi favorit bagi wisatawan dan tentunya sebagai tanda bahwa ekonomi mulai bergeliat," terang Herdaus.
Sementara itu, Yudhistira menyampaikan bahwa pihaknya telah mengantisipasi lonjakan jumlah orang yang melintas pada momen Natal dan tahun baru. Salah satunya dengan menciptakan Control Room dan Laboratorium Forensic Immigration Checkpoint (Clearence). Sebuah ruang kontrol terpusat yang dilengkapi peralatan Laboratorium Forensik guna mengawasi kegiatan teknis Keimigrasian.
"Clearence akan memproses serta menyajikan data administrasi keimigrasian secara akurat, real time dan digital melalui satu ruangan terpusat," ucapnya.
Clearence menjadi pusat kendali dan kontrol dari system direktorat Jenderal imigrasi seperti Immigration Alert Surveilance System yang merupakan sistem pindai wajah berbasis kamera. Yang membaca wajah penumpang yang terkoneksi dengan sistem cekal serta sistem PAU yaitu Passenger Anlysis Unit yang menganalisis behaviour penumpang sebelum memasuki wilayah Indonesia.
"Clearance dilengkapi dengan system mandiri berbasis web seperti Overstay Payment Information System yang merupakan sistem pembayaran overstay yang transparan hingga dapat dilakukan pemantauan dan pengecekan pembayaran uang PNBP ke Negara," urai Yudhistira.
Dengan adanya Clearance, pengawasan area imigrasi di TPI Juanda jauh lebih efektif. Laboratorium Forensik juga memastikan dokumen yang digunakan sah atau tidak secara lebih akurat.
"System mandiri berbasis web yang terus kami kembangkan sehingga membuat Pemeriksaan dan Administrasi Keimigrasian di TPI Juanda semakin akuntabel," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023