Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, melalui Bank Sampah Tebuireng (BST) Jombang, meluncurkan program edukasi pengelolaan sampah, sebagai upaya pembelajaran untuk pengolahan sampah.
K.H. Mochamad Irfan Yusuf selaku Dzuriyah Hadratussyaikh K.H. M Hasyim Asy'ari mengatakan seringkali pondok pesantren digambarkan sebagai sebuah kawasan yang kumuh dan kotor.
"Tapi alhamdulillah, perlahan pandangan tersebut hilang dengan segala upaya pihak pondok pesantren. Dengan berbagai upaya dan kerja keras, pesantren sudah mampu mengelola kebersihan pondok pesantren dan tidak lagi dikonotasikan sebagai tempat yang kumuh dan kotor," katanya dalam rilis yang diterima, Rabu.
Gus Irfan Yusuf, sapaan akrabnya mengakui bahwa di Pesantren Tebuireng Jombang, konotasi kumuh itu sudah hilang. Selain itu di pesantren ini juga dinilai sudah baik dalam mengelola sampah.
"Apalagi saat ini sudah hadir Bank Sampah Tebuireng yang mengurusi perihal sampah di Pesantren Tebuireng, Agama Islam sangat memperhatikan persoalan kebersihan, banyak ayat Al Quran yang menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan, bahkan dalam Al Quran juga menjelaskan tentang kerusakan lingkungan di muka bumi ini banyak disebabkan oleh tangan manusia terhadap lalainya menjaga kebersihan," ujar dia.
Bank Sampah Tebuireng tersebut dioptimalkan kembali sejak Juli 2022 dan telah mampu mengelola sampah dari aktivitas di pondok.
Volume sampah yang dihasilkan dari aktivitas pesantren di pondok tercatat hingga 50 ton sampah per bulan. Sampah tersebut kemudian dikelola oleh BST yang bergerak dengan moto "Bersih, Berkah, Berlimpah".
Pihaknya menambahkan, dengan upaya tersebut, Pesantren Tebuireng Jombang, telah menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah di lingkungan pondok.
Pesantren Tebuireng, Jombang, kata dia, juga kolaborasi dengan sebuah perusahaan air minum.
Kolaborasi program tersebut ditandai dengan penandatanganan piagam kerjasama antara Danone-AQUA dan Ponpes Tebuireng, Jombang, dalam pengelolaan sampah melalui Bank Sampah Tebuireng.
Direktur Sustainable Development Danone Indonesia Karyanto Wibowo mengungkapkan bahwa Pesantren Tebuireng Jombang adalah pondok pesantren yang telah melahirkan pemimpin besar di negeri ini.
Di pesantren ini tidak hanya melahirkan pemimpin-pemimpin besar di negeri ini. Pesantren Tebuireng Jombang juga luar biasa dengan menjadi pionir dalam segala bidang, ujarnya.
Ia mengatakan, pentingnya pengelolaan sampah yang tidak hanya sekadar sebuah kegiatan sosial saja, tetapi kegiatan ini bisa berkelanjutan sampai seterusnya.
"Dan bagaimana kami dapat mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan pengelolaan sampah yang menjadi referensi untuk pondok pesantren dan bagi masyarakat. Seringkali program seperti ini berjalan kemudian selesai begitu saja. Terkadang pembangunan infrastruktur pemerintah tidak dibekali dengan sumber daya yang baik," kata dia.
Ia menambahkan agar kegiatan pengelolaan sampah tidak berhenti begitu saja, para pengelolaan sampah juga bisa menjadi bisnis, tidak hanya menjadi program sosial saja.
Ia menambahkan, nantinya untuk botol-botol bekas bisa diolah lagi menjadi bahan utama daur ulang. Botol tersebut melalui proses daur ulang dengan teknologi tinggi sehingga dijamin kebersihan dan halal sesuai dengan standar pangan.
Menurut dia, kolaborasi dengan Pesantren Tebuireng, Jombang ini menjadi bagian dari program Inclusive Recycling Indonesia (IRI), yaitu program peningkatan pengelolaan sampah di Indonesia yang terbuka terhadap keterlibatan banyak pihak baik dari segi bisnis, lembaga pemerintah, lembaga pendidikan bahkan unit pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Perusahaan, kata dia, juga mendukung Pesantren Tebuireng, Jombang, dalam pengelolaan sampah sebagai pesantren referensi bagi pondok-pondok pesantren lainnya dalam edukasi pengelolaan sampah serta dalam hal edukasi kesehatan.
Keterlibatan banyak pihak tersebut diharapkan mampu membuka jejaring seluas-luasnya untuk membentuk suatu sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Indonesia.
"Semoga langkah kecil ini bisa berlanjut ke depannya dengan baik dan bisa memberikan dampak positif kepada kita semua," kata Karyanto.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
K.H. Mochamad Irfan Yusuf selaku Dzuriyah Hadratussyaikh K.H. M Hasyim Asy'ari mengatakan seringkali pondok pesantren digambarkan sebagai sebuah kawasan yang kumuh dan kotor.
"Tapi alhamdulillah, perlahan pandangan tersebut hilang dengan segala upaya pihak pondok pesantren. Dengan berbagai upaya dan kerja keras, pesantren sudah mampu mengelola kebersihan pondok pesantren dan tidak lagi dikonotasikan sebagai tempat yang kumuh dan kotor," katanya dalam rilis yang diterima, Rabu.
Gus Irfan Yusuf, sapaan akrabnya mengakui bahwa di Pesantren Tebuireng Jombang, konotasi kumuh itu sudah hilang. Selain itu di pesantren ini juga dinilai sudah baik dalam mengelola sampah.
"Apalagi saat ini sudah hadir Bank Sampah Tebuireng yang mengurusi perihal sampah di Pesantren Tebuireng, Agama Islam sangat memperhatikan persoalan kebersihan, banyak ayat Al Quran yang menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan, bahkan dalam Al Quran juga menjelaskan tentang kerusakan lingkungan di muka bumi ini banyak disebabkan oleh tangan manusia terhadap lalainya menjaga kebersihan," ujar dia.
Bank Sampah Tebuireng tersebut dioptimalkan kembali sejak Juli 2022 dan telah mampu mengelola sampah dari aktivitas di pondok.
Volume sampah yang dihasilkan dari aktivitas pesantren di pondok tercatat hingga 50 ton sampah per bulan. Sampah tersebut kemudian dikelola oleh BST yang bergerak dengan moto "Bersih, Berkah, Berlimpah".
Pihaknya menambahkan, dengan upaya tersebut, Pesantren Tebuireng Jombang, telah menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah di lingkungan pondok.
Pesantren Tebuireng, Jombang, kata dia, juga kolaborasi dengan sebuah perusahaan air minum.
Kolaborasi program tersebut ditandai dengan penandatanganan piagam kerjasama antara Danone-AQUA dan Ponpes Tebuireng, Jombang, dalam pengelolaan sampah melalui Bank Sampah Tebuireng.
Direktur Sustainable Development Danone Indonesia Karyanto Wibowo mengungkapkan bahwa Pesantren Tebuireng Jombang adalah pondok pesantren yang telah melahirkan pemimpin besar di negeri ini.
Di pesantren ini tidak hanya melahirkan pemimpin-pemimpin besar di negeri ini. Pesantren Tebuireng Jombang juga luar biasa dengan menjadi pionir dalam segala bidang, ujarnya.
Ia mengatakan, pentingnya pengelolaan sampah yang tidak hanya sekadar sebuah kegiatan sosial saja, tetapi kegiatan ini bisa berkelanjutan sampai seterusnya.
"Dan bagaimana kami dapat mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan pengelolaan sampah yang menjadi referensi untuk pondok pesantren dan bagi masyarakat. Seringkali program seperti ini berjalan kemudian selesai begitu saja. Terkadang pembangunan infrastruktur pemerintah tidak dibekali dengan sumber daya yang baik," kata dia.
Ia menambahkan agar kegiatan pengelolaan sampah tidak berhenti begitu saja, para pengelolaan sampah juga bisa menjadi bisnis, tidak hanya menjadi program sosial saja.
Ia menambahkan, nantinya untuk botol-botol bekas bisa diolah lagi menjadi bahan utama daur ulang. Botol tersebut melalui proses daur ulang dengan teknologi tinggi sehingga dijamin kebersihan dan halal sesuai dengan standar pangan.
Menurut dia, kolaborasi dengan Pesantren Tebuireng, Jombang ini menjadi bagian dari program Inclusive Recycling Indonesia (IRI), yaitu program peningkatan pengelolaan sampah di Indonesia yang terbuka terhadap keterlibatan banyak pihak baik dari segi bisnis, lembaga pemerintah, lembaga pendidikan bahkan unit pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Perusahaan, kata dia, juga mendukung Pesantren Tebuireng, Jombang, dalam pengelolaan sampah sebagai pesantren referensi bagi pondok-pondok pesantren lainnya dalam edukasi pengelolaan sampah serta dalam hal edukasi kesehatan.
Keterlibatan banyak pihak tersebut diharapkan mampu membuka jejaring seluas-luasnya untuk membentuk suatu sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Indonesia.
"Semoga langkah kecil ini bisa berlanjut ke depannya dengan baik dan bisa memberikan dampak positif kepada kita semua," kata Karyanto.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023