Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Jawa Timur (BPKAD Jatim) menyatakan komitmen menjaga stabilitas perekonomian di wilayah setempat

"Apabila pertumbuhan ekonomi Jatim mengalami kontraksi maka berdampak besar terhadap nasional," kata Kepala BPKAD Jatim Aris Mukiyono melalui keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Selasa.

Tercatat kontribusi perekonomian Jatim terhadap nasional saat ini mencapai 15 persen.

Saat pelatihan literasi dan digitalisasi pengelolaan keuangan daerah yang merupakan strategi untuk menjaga stabilitas sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jatim, Aris berpesan penguatan ekonomi harus dimulai dari yang terkecil, salah satunya keluarga, sehingga literasi dan digitalisasi menyasar langsung ke masyarakat.

"Kami mendorong masyarakat sukses mandiri secara finansial," ujarnya.

Sementara itu, pada forum tersebut BPKAD juga menggandeng Bank Jatim dan Komisi C DPRD Jatim, sekaligus mengulas banyak hal, salah satunya terkait akses permodalan melalui Bank Jatim.

Anggota Komisi C DPRD Jatim Lilik Hendarwati mengatakan digitalisasi keuangan sudah marak dilakukan para pelaku UMKM, namun tetap harus disosialisasikan.

"Acara semacam ini perlu terus dilakukan agar pelaku UMKM segera beradaptasi dengan sistem keuangan digital," katanya.

Dalam kesempatan sama, legislator asal PKS tersebut menyampaikan informasi akses permodalan tanpa jaminan.

Dia berharap masyarakat dapat memanfaatkan produk layanan tersebut.

Pimpinan Cabang Bank Jatim Surabaya Johanes Kunto menandaskan UMKM memiliki peran besar terhadap pertumbuhan ekonomi, bahkan selama pandemi mampu menunjukkan eksistensinya.

"Karena itu, Bank Jatim memiliki komitmen besar dalam memberdayakan UMKM, termasuk menyediakan berbagai produk layanan yang memberi kemudahan," ucapnya.

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023