Mojokerto - Perusahaan pengembang properti PT Intiland Development Tbk berencana menyiapkan dan mengembangkan enam proyek baru di kawasan Surabaya yang menghabiskan investasi senilai Rp1,3 triliun.
Presiden Direktur PT Intiland Hendro Santoso Gondokusumo di Mojokerto, Jatim, Jumat, mengatakan, sebagian dari proyek baru tersebut sudah masuk tahap konstruksi, meliputi segmen perumahan tapak, apartemen, dan pengembangan "mixed-use & high rise" yang merupakan perpaduan fasilitas perkantoran, ritel dan komersial.
"Untuk di Surabaya dan Jatim, kami fokus pada pengembangan enam proyek, yakni Spazio, Graha Natura, apartemen Sumatra 36, Ngoro Industrial Park 2 (Mojokerto), dan 'National Hospital'," katanya saat pemaparan proyek baru tersebut.
Dalam kesempatan itu, Hendro Gondokusumo didampingi Wakil Presdir PT Intiland Sinarto Dharmawan dan Sekretaris Perusahaan Theresia Rustandi.
Sedangkan satu lagi proyek Intiland yang masih dalam tahapan finalisasi adalah megaproyek Brantas, yakni pengembangan "mixed-use & high rise terpadu yang rencananya kami luncurkan tahun depan.
Hendro menilai, Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia dan sekaligus gerbang bisnis utama untuk kawasan Indonesia Timur, memiliki prospek bisnis properti yang sangat menjanjikan.
"Meningkatnya daya beli masyarakat yang ditopang membaiknya iklim investasi dan dunia usaha, mendorong pasar properti di Surabaya tumbuh cukup signifikan," katanya.
Bahkan, Real Estat Indonesia Jatim memprediksi penjualan rumah atau apartemen segmen menengah ke atas hingga akhir 2011 bisa mencapai 25 ribu unit atau melonjak hampir dua kali lipat dari target awal sekitar 14 ribu unit.
Meningkatkan kebutuhan properti tidak hanya terhadap produk hunian, seperti perumahan dan apartemen, tetapi juga ruang perkantoran, fasilitas komersial, pusat belanja, kawasan industri, dan perhotelan.
"Kami optimistis pasar properti di Surabaya akan tumbuh pesat dan cepat. Ini adalah potensi pasar yang sangat besar, sekaligus tantangan bagi Intiland," tambahnya.
Hingga akhir 2011, Intiland menargetkan pendapatan usaha sekitar Rp700 miliar-Rp800 miliar dari penjualan berbagai produk properti yang sudah dan sedang dikembangkan.
"Hingga semester ketiga 2011, realisasinya sudah mencapai 75 persen atau 'on the track'. Kami optimistis target pendapatan usaha bisa tercapai hingga akhir tahun," tambah Theresia Rustandi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011