Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Selasa membagikan ribuan tablet tambah darah (TTD) kepada para pelajar SMP dan SMA sederajat di daerah tersebut.
Kegiatan yang digelar di halaman gedung terpadu dalam rangka pencegahan stunting itu dihadiri langsung oleh Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko.
"Melalui program TTD ini, kami berharap kelak di Bumi Reyog ini mempunyai calon ibu yang memiliki rahim yang bagus dan berkualitas," kata Kang Giri, panggilan akrab Bupati Sugiri.
Menurutnya, program tablet tambah darah dengan sasaran siswi atau pelajar putri ini merupakan stimulasi agar mereka memiliki nutrisi dan kesehatan bagus sejak dini.
Sebab dengan para calon ibu yang bergizi, hebat, bersih dan sehat diharapkan dapat mempersiapkan generasi bebas stunting.
"Nanti suatu ketika sudah menikah minimal 19 tahun siap menjadi rahim untuk jadi dihuni dan melahirkan bayi yang sehat," katanya.
Kepala Dinkes, Dyah Ayu Puspitaningarti mengatakan, tujuan kegiatan tersebut sebagai upaya menekan angka stunting.
Saat ini, lanjut dia, angka stunting di Ponorogo sebesar 14 persen pada 2022.
Capaian tersebut mengalami penurunan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan 2021 yang mencapai 20 persen dari jumlah balita di Ponorogo.
"Tujuannya ketika para siswi sudah memasuki masa reproduksi dan siap menjadi calon Ibu bisa melahirkan anak anak yang sehat sehingga stunting bisa ditekan," katanya.
Dyah Ayu menambahkan, kasus stunting saat ini tidak hanya sebatas untuk diobati, akan tetapi perlu adanya pencegahan sedini mungkin. Hal itu bisa dimulai sejak para siswi masih pelajar atau 12 tahun ke atas.
"Mudah-mudahan calon ibu sehat anak yang dilahirkan juga sehat stunting bisa ditekan," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kegiatan yang digelar di halaman gedung terpadu dalam rangka pencegahan stunting itu dihadiri langsung oleh Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko.
"Melalui program TTD ini, kami berharap kelak di Bumi Reyog ini mempunyai calon ibu yang memiliki rahim yang bagus dan berkualitas," kata Kang Giri, panggilan akrab Bupati Sugiri.
Menurutnya, program tablet tambah darah dengan sasaran siswi atau pelajar putri ini merupakan stimulasi agar mereka memiliki nutrisi dan kesehatan bagus sejak dini.
Sebab dengan para calon ibu yang bergizi, hebat, bersih dan sehat diharapkan dapat mempersiapkan generasi bebas stunting.
"Nanti suatu ketika sudah menikah minimal 19 tahun siap menjadi rahim untuk jadi dihuni dan melahirkan bayi yang sehat," katanya.
Kepala Dinkes, Dyah Ayu Puspitaningarti mengatakan, tujuan kegiatan tersebut sebagai upaya menekan angka stunting.
Saat ini, lanjut dia, angka stunting di Ponorogo sebesar 14 persen pada 2022.
Capaian tersebut mengalami penurunan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan 2021 yang mencapai 20 persen dari jumlah balita di Ponorogo.
"Tujuannya ketika para siswi sudah memasuki masa reproduksi dan siap menjadi calon Ibu bisa melahirkan anak anak yang sehat sehingga stunting bisa ditekan," katanya.
Dyah Ayu menambahkan, kasus stunting saat ini tidak hanya sebatas untuk diobati, akan tetapi perlu adanya pencegahan sedini mungkin. Hal itu bisa dimulai sejak para siswi masih pelajar atau 12 tahun ke atas.
"Mudah-mudahan calon ibu sehat anak yang dilahirkan juga sehat stunting bisa ditekan," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023