Mendengar terumbu karang yang terbersit di pikiran adalah ekosistem laut dengan berbagai bentuk dan warna yang apik. Terumbu karang hidup di laut dan menjadi rumah serta tempat bermain ikan-ikan laut.

Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, banyak objek wisata alam yang memukau. Salah satunya adalah wisata laut yang dipenuhi dengan banyak terumbu karang yang cantik. Adalah Pantai Bangsring, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi.

Pantai ini salah satu pantai yang apik jadi tujuan wisata. Ada banyak wahana wisata laut yang bisa dinikmati. Sekaligus bisa belajar tentang konservasi terumbu karang.

Adalah Mastaliyanto, yang merupakan seksi konservasi terumbu karang Pantai Bangsring, Kabupaten Banyuwangi. Ia dengan nelayan lainnya di daerah ini bersama-sama membangun pantai agar habitatnya tidak rusak dan ikan semakin betah tinggal.

Mastaliyanto mengatakan, konservasi ini merupakan ide bersama dengan para nelayan lainnya yang ingin melestarikan ekosistem laut. Ia resah karena terumbu karang tidak terawat dengan baik. Padahal, di desanya dikaruniai pantai yang indah sehingga ia dengan warga lainnya berinisiatif konservasi terumbu karang.
 


Sejak 2010 hingga saat ini, ia dengan nelayan lainnya sudah aktif untuk konservasi terumbu karang. Hingga kini sudah 15 hektare dilakukan penanaman terumbu karang di sepanjang pantai tersebut.

"Sudah ada penanaman (terumbu karang) di 2010. Sekarang sudah banyak. Yang sudah kami tanam di sini sekitar 15 hektare tapi tidak full, ada yang 100 meter persegi," katanya saat dikonfirmasi, awal pekan lalu. 

Merawat terumbu karang menurut Lili, sapaan akrabnya sama dengan merawat alam. Usaha yang dirintis dengan para nelayan lainnya kini membuahkan hasil. 

Banyak sekali ikan yang sudah kerasan tinggal di terumbu karang wilayah pantai ini. Ukuran mereka juga beragam ada yang kecil dan sedang dengan berbagai jenis ikan laut.

Bahkan, saking banyaknya kini warga juga ketiban rejeki menjadikan pantai ini sebagai objek wisata utama dengan fasilitas snorkeling, yakni kegiatan untuk menikmati pemandangan bawah laut dari permukaan yang tidak terlalu dalam.

Melalui Kelompok Nelayan Ikan Hias Samudra Bakti Desa Bangsring tersebut, pantai ini dikelola dengan baik, bahkan banyak wisatawan dari berbagai daerah Indonesia dan luar negeri yang sengaja berkunjung untuk bermain snorkeling.

Untuk bisa menikmati pemandangan alam bawah laut di Pantai Bangsring itu, pengunjung hanya merogoh kocek Rp5 ribu per orang untuk tiket masuk, Rp5 ribu per orang untuk menumpang perahu penyeberangan dan snorkeling hanya Rp30 ribu per orang. 

"Ada jaket dan alat snorkeling kami sediakan. Di sini memang untuk pemula. Kami tidak sediakan fin, karena bahaya untuk pertumbuhan karang," kata dia.


Jaga ekosistem

Ia pun mengatakan, dalam menjaga ekosistem ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak termasuk dari PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara. 

Menurut dia, bantuan itu sangat berarti untuk turut serta mendukung konservasi bawah laut yang digaungkan oleh masyarakat pesisir Banyuwangi. Setidaknya ada 100 meter persegi yang ditanami untuk konservasi di Pantai Bangsring, oleh Pertamina.
 


Ia pun mengatakan, tidak ada waktu khusus untuk konservasi. Ketika melihat masih ada sisi yang perlu dilakukan penanaman terumbu karang, masyarakat nelayan langsung mengadakan rapat dan segera melakukan aksi.

"Ketika kami melihat karang berkurang, di momen setiap bulan kami rapat langsung disampaikan dan secepatnya dilakukan penanaman. Jadi, tentatif," jelasnya. 

Untuk menanam terumbu karang, awalnya terumbu karang dipotong menjadi bagian kecil-kecil. Cara potongnya harus hati-hati dan tidak boleh menyentuh bagian atas terumbu karang, sebab tanaman itu nantinya justru bisa mati.

Setelah itu, disiapkan media tanam dari pipa yang dibentuk menjadi persegi empat dan dibuat lubang-lubang kecil di tengahnya. Lubang itu kemudian dimasukkan potongan terumbu karang dan diikat hingga kuat.

Setelah selesai diikat, kemudian terumbu karang yang sudah diikat di pipa yang dicor beton itu kemudian dibawa ke laut dan ditempatkan di titik yang sudah ditandai sebelumnya.

Untuk menunggu apakah terumbu karang itu hidup atau mati, Lili menyebut butuh waktu satu tahun dari proses awal tanam. Jika terumbu karang hidup, di tahun pertama akan tumbuh sekitar 1 centimeter. 

"Dalam satu tahun itu tumbuh terumbu karangnya 1 centimeter. Di tahun selanjutnya, karena sudah sehat bisa 5-7 centimeter. Kalau tidak bagus kami biarkan, karena nanti juga akan ditumbuhi karang yang lain," paparnya.

Sementara itu, Manajer Komunikasi dan CSR Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Ahad Rahedi menyebutkan terdapat 14 rumpon transplantasi karang ditanam bersama dengan warga sekitar di wilayah Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT di Pantai Bangsring, Banyuwangi.

Ahad mengungkapkan transplantasi karang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial bidang lingkungan, selain bidang lain yakni pemberdayaan masyarakat, kesehatan, dan pendidikan.

Kegiatan transplantasi karang dilakukan bersama nelayan yang sebelumnya melakukan cara penangkapan ikan tidak ramah lingkungan. Hal itu berakibat kerusakan terhadap ekosistem bawah laut.

"Sebelum mengenalkan program konservasi ini, mereka menggunakan cara yang merusak seperti menggunakan potas yang merusak terumbu karang padahal itu ekosistem bagi ikan," jelasnya.

Selain bisa menumbuhkan kembali ekosistem bawah laut, terumbu karang ini juga menjadi daya tarik wisata bahari, sehingga juga mendukung roda perekonomian masyarakat sekitar berputar. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023